Hold Me

129 22 2
                                    

“Joan, bukakan gerbang teleport ke halaman rumah kita.” Perintah bibi pada Joannes yang terlihat kebingungan.
“Ayolah, kau bisa.” Lanjutnya dengan malas.

Dengan sedikit ragu, Joannes menutup mata berusaha berkonsentrasi tinggi dan mengerahkan segala kemampuannya, dan akhirnya terbukalah sebuah gerbang yang sedikit lebih kecil daripada buatan pangeran iblis tadi.
“Ayo kita harus cepat, ini terlalu lemah dan akan segera menutup.” Bibi mendahului masuk ke dalam portal. Raja Artigo kemudian menyusul, juga di susul oleh Joan yang memanggul Alera.
.
.
.
.
“Joan, sepertinya kau salah.” Kata bibi melihat ke arah sekitar. ternyata mereka berada di tengah jalanan Kota Seoul. Untunglah jalanan lumayan lenggang.
“Lari Joan!” Pinta Alera pada Joan. Mereka pun berlari ke tepi jalan, dan berjalan menyusuri trotoar menuju ke rumah.
“Kau payah!” Ejek Alera pada Joannes yang tengah menggendongnya
“Turun saja ya” Kata Joannes lembut.
“A...andwe!” (Tidak) Jawab Alera merengek. Raja dan bibi yang menyaksikan itu tersenyum kecil melihat kedua pemuda itu.

Mereka berjalan melewati gang kecil yang mereka lewati beberapa hari yang lalu untuk mengecoh Jung Woo, Joannes tersenyum teringat kejadian kemarin yang membuatnya berdebar. .
.
.
.
.
Raja Artigo mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah, "aneh" kesan pertama Raja Artigo. Ini pertama kalinya ia melihat benda-benda aneh sekaligus menakjubkan.
“Ini tempat apa Voya?” Tanyanya.
“Ini rumah hamba, Yang Mulia.”
“Ah.. Terima kasih sudah merawat anakku.” Raja Artigo berjalan meninggalkan bibi sambil menepuk bahunya. Beliau duduk di sofa panjang dengan warna putih tulang dan menyesap secangkir teh buatan Alera.
“Kau yang membuat ini, Alera?” Tanya Raja Artigo yang berhasil membuat jantung Alera berdegup kencang.
“Iya, Yang Mulia.” Jawab Alera gugup, melihat Alera yang tampak gugup, Joan berjalan dari pintu kamarnya mendekati Alera dan membisikkan sesuatu,
“Jangan gugup, itu juga ayahmu.” Bisiknya tersenyum sambil menata surai merahnya yang basah tersiram segarnya air.
.
.
.
.
.
“Ayah, apa yang terjadi di Lukover?” Tanya Joannes memecah suasana hening malam itu. Raja Artigo menarik nafas berat dan menghembuskannya kasar. Beliau masih tak berniat menjawab pertanyaan puteranya ini.
“Ayah, jawab aku!” Tatapan Joannes mulai sendu menahan cairan hangat di ujung matanya.
“Seperti biasa, itu serangan.” Jawab Raja Artigo tanpa menjelaskan. Joan marah, ingin rasanya ia meneriaki Ayahnya dan memojokannya. Dagunya mengeras, ekor matanya menari-nari menahan cairan hangat yang hampir tumpah dari netranya. Tak tahan melihat itu, Alera menghampiri Joan dan menarik lengan Joan untuk berdiri
“Jangan pikirkan itu lagi, besok kita harus sekolah.” Ajak nya sambil menarik lengan Joan berusaha menuntunnya ke kamar. Tak lupa ia memberi hormat pada Raja Artigo.
.
.
.
.
.
Alera memapah Joan yang langkahnya lesu menuju ranjangnya. Ia mendudukkan Joan di atas ranjangnya, berusaha sepelan dan selembut mungkin untuk menidurkan pangeran tampan ini. Joan tak bergeming, pandangannya kosong ke atas. Cairan itu masih tampil di ujung matanya. 
“Jangan begitu, kau membuatku sedih.” Gumam Alera sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Joan.
“Jangan pergi!” Joan menahan tangan Alera agar mengurungkan niatnya untuk pergi. Alera memincingkan sebelah alisnya dan bertanya,
“Pergi kemana?” Sahut Alera lembut.
“Aku takut kau diculik!”
“Sudah kubilang jangan terlalu mudah percaya dengan orang lain.” Lanjut Joannes masih meninggikan suaranya sambil memeluk erat tangan Alera, ia terlihat sangat ketakutan.
“Iya,,mianhae.” (maafkan aku) Jawab Alera lembut.
.
.
.
.
.
.
.
“Astaga!” Raja Artigo terkejut melihat Joannes yang tertidur dengan posisi berantakan jauh dari image pangerannya bersama Alera yang tidur di tepi ranjang.
“Maafkan saya Yang Mulia, saya tidak pernah memperhatikan tidur pangeran."
“Hmmmm.” Raja hanya bergumam.
“Bukankah mereka harus sekolah?” Lanjutnya.
“Saya akan bangunkan.” Jawab bibi dengan tergesa menuju kamar Joannes.
.
.
.
.
.
.
.
#School
“Halo halo...kemarilah kalian akan mendapatkan tanda tangan selebriti dari kelas kita yang baru debut kemarin.” Suara keras dari speaker di ujung kanan lapangan mengalihkan pandangan Alera dan Joannes.
“Selebriti? Apa mereka yang biasanya muncul di dalam TV?” Joan hanya mengangguk lemas sebagai jawaban.
“Wah.. pasti mereka tampan sekali.”

From Lukover to SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang