With you

100 12 1
                                        

“Dimana ayahku?” Tanya Joan sedikit linglung
“Dia ada di Lukover.”
“Tapi, kenapa aku di rumah sakit? Badanku lemas sekali.” Joan kini berusaha untuk duduk dengan bantuan Alera.
“Kau kan tidur setahun lebih.” Jawab Alera dengan santainya
Jinjja?” (Benarkah?)
Bibi dan Alera mengangguk bersamaan sebagai jawaban.
“Mau jalan-jalan?” Tawar Alera pada Joan
Pabo!” (Bodoh)
Mwo?” (Apa?)
“Di luar dingin, Bodoh.” Jawab Joan sambil berusaha meraih ponselnya dari atas nakas
“Sepertinya aku memang bodoh karena terlalu lama menunggumu.”
Suasana menjadi canggung selama beberapa menit.
“Jangan salah, Alera adalah mahasiswi SNU.” Sahut bibi yang dari tadi menyimak
“Mahasiswi? Bukannya kita masih sekolah?” Tanya Joan dengan heran
“Kau kan tidur setahun lebih.” Jawab Alera
“Lalu bagaimana denganku? Apa aku tidak bisa kuliah?”
Alera dan Bibi hanya tertawa mendengar kebingungan Joan

______________________________________

Spring, Tahun ajaran baru, Maret 2018

“Akhirnya aku berhasil masuk universitas yang sama denganmu.” Ucap Joan sambil menyodorkan satu ice cream cone kepada Alera yang duduk di bangku tepi Sungai Han.
“Seharusnya kita berterimakasih pada orang pengganti yang menggantikan kita ujian.” Ujar Alera dengan sesekali menjilati ice creamnya.
“Tapi bagaimana boleh orang lain menggantikan kita?”
“Boleh karena wajah kita sama dengan orang pengganti itu.”
“Sama? Maksudmu? Kita punya saudara kembar?” Tanya Joan tampak heran
Ani, dengan ini.” (Tidak) Alera mengangkat jari telunjuknya ke atas (Transelete=sihir yang berasal dari tangan Alera dan bibi)
“Ah baiklah Elf kecilku.” Joan mengacak rambut Alera gemas
“Setahuku Elf itu kecil sebesar peri-peri yang ada di dongeng. Tapi kenapa Elf di depanku jauh lebih besar?” ucapnya lagi
“Itu cuma di dongeng, bodoh.” Jawab Alera dengan menjitak pelan kepala Joan
“Bahkan Elf di depanku juga galak.”

Terdengar suara tawa mereka yang bersahutan di temani pohon-pohon yang berkembang dengan indah. Joan menarik Alera agar bersandar di bahunya. Itulah saat yang paling Joan tunggu. Berdua dengan Alera di temani bunga-bunga yang bermekaran dan suara menyejukkan aliran air dari Sungai Han.
“Kau tau kenapa aku paling suka musim semi?” Ucap Alera setelah lama mereka saling berdiam diri menikmati kenyamanan mereka masing-masing.
“Kenapa?”
“Karena saat musim semi lah aku berada di Seoul bersamamu. Kau ketakutan setengah mati sedangkan aku bahkan lupa ingatan.” Ucap Alera dengan tawa yang menghiasi bibir mungilnya.
“Kau tahu apa yang membuatku juga menyukai musim semi?” Tanya Joan dengan menatap manik cokelat Alera dengan dalam
“Kenapa?” Alera tampak malu di tatap dengan tatapan seperti itu
“Karena aku melihatmu sangat bahagia saat musim semi tiba. Itulah kenapa aku menyukai musim semi.”
Semburat merah mulai menghiasi pipi Alera
Oh God, why he’s so romantic?” (Oh Tuhan, kenapa dia begitu romantis?) Batinnya kesal tetapi juga tersanjung dengan perkataan Joan. Ia membenamkan wajahnya di dada Joan yang membuat Joan gelagapan karena gugup.

Tbc..

Saengil chuckkae BangtanSonyeondan😘🎂🎂🎂🎂🎁


Loves,
Iza

From Lukover to SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang