11. HARI KE-9.2
Agatha terduduk di balkon kamarnya memandangi apapun yang ada dibawah sana. Pandangannya tidak terfokus akan satu hal. Pikiran Agatha berkecamuk sejak beberapa jam yang lalu dia sampai dirumah dengan napas terengah- engah sehabis mengayuh sepedanya dengan secepat yang dia bisa.
Bagaimana bisa Agatha cemburu dengan Harry? ya, mungkin Agatha pernah cemburu dengan Harry. itupun karena memang Agatha mengidolakannya dan juga Agatha menganggap Harry hanyalah sosok fiktif untuknya. Tapi, sekarang berbeda. Sosok Harry begitu nyata untuknya, juga hatinya.
Agatha mengabaikan suara ketukan dipintunya. Dia berpikir bahwa itu hanya Mark yang menanyakan kabarnya. Tapi, pikirannya pecah saat suara Harry lah yang terdengar dari balik pintu itu. Agatha memantapkan hatinya bahwa dia tidak akan membukakan pintu itu, bahkan untuk Harry. Agatha takut bahwa dengan bertemunya dia dengan Harry akan memperparah keadaan hatinya yang sudah terlanjur buruk.
Terdengar jelas bahwa Harry khawatir dengan keadaan Agatha yang tiba- tiba berpamitan pulang. Harry tahu bahwa ada yang tidak beres dengan keadaan Agatha dan saat itu juga Harry langsung menelepon Abigail untuk meminta maaf karena tidak jadi datang ke apartement nya dengan alasan bahwa dia sedang ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa dia tinggalkan.
Suara Harry yang terus menerus memanggil Agatha membuat Agatha menangis dalam diam. Agatha tidak ingin menunjukkan wajahnya yang sedang menangis dihadapan Harry. Agatha tidak ingin terlihat lemah, walau kenyataan adalah kebalikannya.
Agatha dengan terpaksa menyumpal telinganya menggunakan earphone lalu menyetel musik hingga suara Harry tidak terdengar lagi ditelinganya. Bodohnya Agatha adalah dia menyetel musik dengan tujuan untuk menghilangkan suara Harry, tapi dia sendiri menyetel lagu milik Harry.
'setidaknya lebih baik mendengarkan lagunya, dibanding harus mendengarkannya memanggil namaku..'
Dengan begitu Agatha tertidur dengan suara Harry yang mengalun lembut ditelinganya.
***
"ada apa dengan sepupumu?" tuntut Harry saat teleponnya diangkat.
"bukankah sapaan ringan akan sedikit terdengar lebih hangat?"
"maaf... hi, Katniss.." ujar Harry setelah menghela napas berat.
"hi, Harry.. nah, ada apa dengan Agatha?"
"entahlah, aku juga tidak tahu apa yang terjadi padanya. Yang aku tahu bahwa dia tiba- tiba pulang dengan sepedanya." Harry memberi jeda, "dan dia mengebut."
Katniss tidak menjawab, "Katniss.. aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dengannya."
"berikan dia waktu untuk dirinya sendiri. Mungkin dia sedang datang bulan, biasanya wanita seperti itu jika sedang datang bulan." Terbesit didalam hatinya bahwa dia akan menanyakan soal itu kepada Agatha nanti. Tapi, apakah pantas jika seorang lelaki bertanya 'apakah-kau-sedang-datang-bulan?' Hanya untuk memastikan bahwa perubahan mood yang dia alami karena itu atau bukan.
"bukankah akan terdengar konyol jika aku menanyakan itu padanya langsung?"
"ya... untuk sebagian wanita itu terdengar seperti pertanyaan normal lainnya. Tapi, entah jika kasusnya adalah Agatha." Harry menggeram kesal. Karna Harry tahu bahwa Agatha adalah seorang yang sedikit tidak normal.
Lalu Harry segera berterimakasih sebelum mengakhiri sambungan telepon dengan Katniss. Dan Harry langsung membuka aplikasi pesan untuk meminta bantuan asistennya untuk memesankan beberapa makanan untuknya dan juga Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA [Harry's]
Fanfiction[SLOW UPDATE] BOOK 4 Sequel of MY REASON: AGATHA Kehadiran Agatha untuk berlibur ke London bukan semata-mata untuk mengunjungi Katniss saja. Tetapi, Agatha ingin meminta bantuan Katniss untuk mempertemukannya dengan idolanya selama enam bulan terakh...