21. HARI KE-13.5

101 18 1
                                    

sorry for typos..



***


21. HARI KE-13.5



"Agatha... Oma..." Martha menarik napas dalam, "...Oma sudah meninggal tadi malam. Oma ditemukan tadi siang saat bibi tidak melihat oma sepanjang pagi. Oma tergeletak dilantai kamarnya, dan kami membawanya ke rumah sakit."

"Lalu dokter mengatakan bahwa Oma mengalami epilepsi dan terlambat ditangani. Pemakamannya akan dilakukan besok siang. Dan satu hal lagi. Maafkan mamah harus menyampaikan ini padamu. Bahwa..."

"...Bahwa, mamah dan papah sudah tidak bersama lagi. Kau boleh memilih untuk tinggal bersama mamah atau papah. Tapi, kau harus tau bahwa kami tetap akan selalu menayangi mu."

***

Agatha merasa hampa. Orang yang sangat disayanginya sudah tiada. Oma adalah satu- satunya alasan Agatha untuk tetap tinggal dirumah itu. Dan sekarang, Agatha benar- benar kehilangan pusat dunianya.

Setelah sempat pingsan dan terbangun saat mereka dalam perjalanan ke rumah sakit, Agatha meminta untuk kembali kerumah Katniss.

Harry dan Arnold masih berada disana menunggu Agatha yang sudah dua jam mengurung diri didalam kamarnya.

Tiba- tiba ponsel Harry berdering. Harry yang langsung berdiri dan keluar ke halaman belakang sebelum mengangkat telponnya membuat Arnold memperhatikan nya.

"Katniss.." sapa Harry lemah, "Hi, Harry. Bagaimana keadaan Agatha?"

"Buruk. Dia sudah mengurung diri didalam kamarnya selama dua jam ini. Dia tidak mengatakan apa- apa dan tatapannya kosong. Seperti jiwanya sudah tersedot keluar." jelas Harry.

Terdengar Katniss menghela napas dalam diseberang sana.

"Harry, sebenarnya aku tahu alasan mengapa dia seperti ini."

***

Didalam kamarnya, tidak ada yang bisa dilakukannya. Atau lebih tepatnya Agatha tidak mau melakukan apa- apa. Dia masih mencerna perkataan ibunya tentang perceraian dan juga Oma yang sudah tiada.

Mereka pasti lagi ngerjain gue. Itu yang Agatha tanam dalam pikirannya. Agar dia masih bisa berpikir dan mempunyai alasan untuk pulang ke Jakarta. Sekolah dan Oma-nya.

Agatha menenggelamkan kepalanya diantara lutut. Dia benar- benar dibuat menangis oleh ibunya. Padahal ibu nya itu tidak pernah membuatnya menangis selama ini.

Suara pintu diketuk membuat Agatha tersadar bahwa mungkin Harry dan Arnold masih disini. Atau mungkin saja itu Mark. Dengan segan Agatha berjalan kearah pintu kamarnya dan membukakan pintu.

AGATHA [Harry's]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang