15. HARI KE-12.1

244 43 0
                                    



15. HARI KE-12.1



Agatha duduk manis didalam mobil sementara dia sedang mencari tempat- tempat wisata yang patut untuk dia kunjungi dalam dua hari terakhir sebelum dia akhirnya kembali pulang dan melanjutkan kehidupannya di Jakarta nanti.

"kita sudah sampai, Nona." Ujar Mark menyadarkan Agatha dari kesibukannya, "oh, ok." Agatha lalu menyimpan ponselnya kedalam tas nya.

"aku akan menelponmu kalau aku sudah selesai berkeliling." Agatha memberikan senyum dan melambaikan tangannya pada Mark sebelum dia keluar dan meningglakan Mark sendiri didalam mobil.

Agatha tersenyum lebar saat melihat sebuah roda besar dengan banyak ruangan berbentuk pil besar menempel digaris luarnya, London Eye. Dengan semangat liburan remaja yang ada didalam dirinya, Agatha melangkah riang untuk ikut mengantri.

Setelah beberapa saat menunggu akhirnya sekarang giliran Agatha dan beberapa pengunjung lainnya masuk kedalam pil. Agatha begitu senang saat pilnya mulai bergerak naik. Agatha tidak akan melewatkan pemandangan ini. dimana kota London terlihat semakin mengecil saat pil yang dia naiki semakin bergerak naik.

Bak seorang anak kecil, Agatha menempelkan wajahnya pada dinding kaca. Agatha sangat senang saat akhirnya dia bisa berkeliling London sendirian setelah menyelesaikan misinya. Tiba- tiba saja Agatha teringat dengan misinya.

Misinya ke London adalah untuk bertemu langsung dengan Harry dan itu sudah dia selesaikan. Tapi, Agatha merasa aneh. Ini seperti tidak terasa seperti sudah terselesaikan. Agatha merasa hampa. Agatha sudah terbiasa dengan kehadiran Harry dan sekarang Harry tidak ada disisinya.

Agatha tahu ini salah. Sangat salah. Dia seharusnya tidak merasakan ini. bukan ini yang seharusnya Agatha rasakan. Tapi, hati Agatha berkata lain. Bahwa Agatha menyukai Harry lebih dari seorang idola. Dan Agatha benci itu.

"dinding itu bisa lepas jika kau terus menempel seperti itu." ujar seseorang yang langsung membuat Agatha menjauhkan tubuhnya dari dinding kaca. Karena, dengan bodohnya Agatha percaya bahwa dinding kaca itu bisa lepas dan membuatnya jatuh dari ketinggian.

Lalu Agatha duduk membelakangi dinding kaca dan mengambil ponselnya untuk mengambil beberapa gambar dirinya dengan latar belakang kota London.

"sulit mendapatkan gambar yang bagus jika kau hanya berselfie disini."

"kau?" Agatha terkejut bahwa yang menegurnya adalah seorang pria tampan yang kemarin menemuinya bersama Abigail dirumah Katniss, Arnold.

"ya, aku." Arnold menyunggingkan senyumnya, "dimana Harry?" tanya Arnold.

Agatha mengedikkan bahunya, "mana aku tahu, memang aku ibunya Harry." cibir Agatha sambil mengarahkan pandangannya kearah lain. Hormon remajanya membuatnya tidak tenang. Karena ketampanan Arnold membuat jantungnya tidak bisa berdegup dengan normal.

"sorry." sesal Arnold, "accepted." Balas Agatha.

Arnold masih memandangi Agatha yang sedang menyibukkan diri dengan ponselnya. Arnold sebenarnya tidak ingin naik bianglala, tapi karena tadi dia tidak sengaja melihat Agatha, Arnold jadi mengikutinya tanpa sadar.

Tapi, seperti ada magnet yang menarik Arnold untuk mengikutinya. Arnold pun tidak tahu apa itu. padahal Arnold baru bertemu dengan Agatha satu kali.

Saat pil mereka berada dipuncak, Agatha kembali memandang kearah kota London. Agatha begitu menyukai pemandangan kota London yang tertata rapih seperti ini.

"mau ku fotokan?" tawar Arnold sembari tersenyum kearahnya. Agatha yang tak sengaja menatap mata biru Arnold menjadi terdiam. Harry memang memiliki mata emerald yang mengagumkan. Tapi, mata biru Arnold membuat Agatha terpesona. Biru yang begitu cerah dan juga senyum yang sangat menawan membuat Agatha berhasil bungkam dengan pesona Arnold.

AGATHA [Harry's]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang