17

19 11 2
                                    

"Gak jadi" jawab gue.

Entah kenapa Egy berdiri dan melangkah ke belakang sofa.

Perlahan gue merasa ikatan rambut gue mulai mengendor. Dan ya. Bahkan sekarang rambut gue sudah tergerai. Ulah siapa lagi kalo bukan Egy.

"Gue males ambil sisir. Pake tangan aja ya?" Tanya Egy.

"Oke" jawab gue.

Dengan cekatan Egy menyisir rambut gue dengan tangannya. Lalu, iya mengepang satu rambut gue dengan rapi. Gue bisa merasakan itu.

"Udah biasa ya?" Tanya gue.

"Dulu waktu masih ada papa, adik sepupu gue sering di titipin sama mama. Soalnya mama gak kerja. Setiap berangkat sekolah dia selalu minta gue ngepangin rambutnya. Ya.. gitu" ucap Egy.

Entah kenapa gue jadi berfikiran kalok Egy itu husband goals banget.

Ah.. enggak engak.. husband goals dari mana cobak. Orang macem dia? Husband goals? Gak banget!

"Oh" jawab gue.

"Dah" Ucap Egy setelah selesai mengikat rambut gue.

"Makasi. Eh.. gue mau pulang dulu ya! Makasi udah mau ngajarin gue hari ini" Ucap gue.

"Pulang? Gak makan dulu? Katanya tadi laper" Ucap Egy.

"Enggak deh.. makan di rumah aja. Kapan kapan lo buatin gue martabak ya!"

"Iya. Yaudah gue anterin ya!"

"Rumah deket gitu mau lo anterin?"

"Ya emang kenapa? Gue bantuin bawa tasnya ya!" Ucap Egy. Lalu ia mengambil tas berisi buku yang ada di sofa dan pergi ke luar rumah duluan.

"Noh kan.. anehnya keluar lagi" gumam gue lalu menyusul Egy.

"Makasi ya! Gue ke dalem dulu" ucap gue saat sudah ada di depan gerbang rumah gue.

"Ok!" Jawab Egy lalu gue masuk ke dalam rumah gue.

•••

Gak terasa hari sudah malam. Sekarang gue lagi ngolesin salep di tangan gue yang terkena martabak panas tadi siang.

Lukanya emang gak parah. Tapi kalok nyentuh apa gitu, rasanya agak perih.

Malam ini gue ngabisin waktu untuk dengerin lagu dan fangirl'an. Hihi.. Gue mulai membuka account instagram gue.

Berawal dari hanya melihat lihat beranda yang di penuhi dengan offical account k-pop dan tutorial masak, menjadi ngestalk beberapa nama artis Korea yang di sebut sebut dalam OA yang gue gak tau siapa. Dan itu buat gue penasaran.

Setelah itu, gue nge stalk instagram milik Somi, salah satu personil I.O.I. gue melihat siapa saja orang yang ia ikuti dan nge scroll postnya sampai paling akhir.

Setelah gue puas ngestalk instagram milik somi tadi, gue beralih ke meme meme k-pop yang bikin gue senyum senyum bahkan ketawa gak jelas.

Setelah gue rasa sudah malam, gue melirik jam di pojok kanan layar hp gue.

"21.24"

Sebelum gue mengakhiri aktivitas bermain hp ini, gue sempatkan untuk ngepoin akun seseorang sebentar.

Gue mengetik sebuah nama di pencarian. "revann.a" ya. Itu adalah nama  account instagram Revan.

Gue melihat post terbaru Revan yang baru saja ia post 2 jam yang lalu.

Lho? Gue kok gak tau dia ngepost? Perasaan dari tadi gue bukak beranda deh.

Lho? Gue kok gak tau dia ngepost? Perasaan dari tadi gue bukak beranda deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh grielluna_, feyrinn.y, dan 2.444 lainnya.
revann.a  Istirahat yang banyak ya! Jangan baca buku sampe malem lagi. Supaya gak sering kecapean, dan kita bisa jalan jalan lagi kayak kemarin❤

Lihat semua 121 komentar.
feyrinn.y  ❤❤
diojarata  mantep broo!!!

Gue pun membuka kolom komentar di postingan Revan. Mengetik suatu komentar dan mengirimnya.

dira.amf cuit cuit🐦🐦.. Awet terus ye!!

Tak gue sangka. Beberapa detik kemudian, Revan langsung membalas komentar gue.

revann.a yoi lah

Gue sedih. Itu so pasti. Tapi mau gimana lagi? Kan gue gak bisa ngelabrak Revan atau Fey. Mereka gak salah.

Sebenernya gue yang salah. Seandainya penyesalan gak dateng belakangan.

•••

Author

Di sisi lain, seorang laki laki sedang bimbang dengan hatinya. Ia mengambil sebuah handphone dari dalam laci dekat ia duduk lalu membuka sebuah aplikasi. Ia mendekatkan bibirnya kepada speaker handphone di tangannya.

"Kenapa gue kesel lo gak marah?"  Gerutunya.

"Tapi, buat apa juga lo marah. Lo kan gak ada perasaan sama gue. Yatuhan!! Kenapa gue jadi berharap gini! Gue gak boleh gini! Gue udah punya orang yang sayang sama gue!" Ucap laki laki itu.

" Dari cara lo memuji muji temenlo, udah keliatan lo gak ada rasa buat gue. Lo sama aja nolak gue secara halus" ucapnya lagi dengan sangat tenang.

"Buktinya, saat gue ungkapin tentang perasaan gue untuk orang lain di depan lo, lo bahagia banget. Seandainya gue bisa bilang, gue itu sedih." Tatapan laki laki itu menyendu.

"Seandainya lo gak nolak gue secara halus, gue gak bakal nyerah kayak gini dan nyoba untuk menyayangi orang lain." Laki laki itu menjeda kata katanya.

"Senangnya gue mulai bisa menyayangi orang lain. Tapi, lo selalu muncul di depan gue membuat gue gagal terus. " sambungnya lagi.

"Hah.." desah laki laki itu lesu.

"Gue emang gak gentle. Untuk ngucapin kata kata tadi di depan lo aja gue gak berani. Tapi, gue lega. Udah bisa ngeluarin kata kata itu walaupun yang dengerin cuma handphone ini"  laki laki itu mulai tersenyum kembali.

Lalu iya menjauhkan speaker handphone dari bibirnya, dan menyimpan rekaman suara tadi.

TBC
##
A/N

Hai hai! Maaf kalok chapter ini pendek banget.

Jujur aku udah ada ide di otak. Tapi entah kenapa susah banget buat ngeluarinnya.

Btw aku mau bikin konflik ringan nih..hihi.. kan gak asik kalok cerita ini flat kayak triplek. Tapi aku gak pinter bikin konflik, jadi kalok gak bagus, bilang aja dan kasi saran biar bisa intropeksi diri😄

vomment ditunggu💙

Budidayakan vote sebelum baca ya! biar aku rajin update😆

SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang