Dira POV
" IRA!!!" duh...ni orang gak sabaran banget sih.
gue sekarang turun buat nyamperin kak Emy yang udah gak sabaran banget.
"kamu gak bisa sabar dikit napa kak?" kata ku ke kak Emy teriak.
"Eh babi. kakak sekarang ada ujian praktek, dan kakak gak mau terlambat." kata kak Emy sambil melahap roti isinya.
"Cepet cepet!. kamu gak usah sarapan dirumah. Bi Inaa..!!
Tolong bungkusin sandwichnya buat Dira." kata kak Emy dan langsung ngambil kunci mobil lalu pergi ke garasi.Bi Ina dateng sambil ngasi kotak nasi ke gue yang isinya sandwich tadi. huh... gue sekarang kesel banget.
" Sana pergi!. Nanti kakakmu marah marah lagi" kata mama sambil mengantarku ke garasi.
*Tiin..tiin...
"Dira cepet!!" iiih...kuda ya emang. Gak sabaran banget.
✳✳
Sekarang gue lagi otw masuk kekelas. Setelah tadi berdebat kecil sama kak Emy di depan gerbang sekolah.
Di depan kelas gue terlihat Revan dkk. sedang duduk duduk cantik disana.
"Dira!!" Panggil Revan ke gue saat gue melewatinya.
"Apaan Van? " tanya gue ke Revan yang sekarang udah nyamperin gue.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Penting!" sumpah kata kata Revan barusan bikin gue mikir yang aneh aneh sekaligus bawa perasaan. Banyak pertanyaan yang terlintas di otak gue.
'Dia mau nembak gue?'
'Dia mau ngajak gue pacaran?'
' Hal penting apa yang dia mau omongin? '
'kenapa wajah Revan nambah ganteng di mata gue?'
ok. yang terakhir itu salah fokus.
"Iyaudah...Bentar dulu ya. Gue mau naruh tas gue dulu." kata gue dan langsung masuk ke kelas. Seperti biasa gue duduk di sebelah Luna. dan naruh tas gue disana.
gue narik nafas gue sepanjang mungkin lalu dikeluarkan melalui pantat. Ga deng. di keluarkan melalui mulut gue.
"Ra..lo mau yoga dulu sebelum belajar?" tanya Luna yang melihat gue menarik nafas dan melakukan pemanasan. Tapi gue tidak menghiraukan kata kata luna tadi.
Gue emang rada gila and baperan. Gue takut nanti salting di depan dia. Jadi gue harus mempersiapkannya dari sekarang.
"Gue siap!" kata gue mantap. lalu gue berjalan ke luar kelas.
"Jadi Van? lo mau ngomong apa? " kata gue ke Revan.
" Ikut gue bentar yuk " kata Revan sambil menarik gue ke halaman belakang sekolah. Rada rada sepi sih..karena masih pagi banget. bayangin aja sekarang masih jam 06.15 ini semua gara gara kak Emy. Tapi gak papa sih, ada untungnya juga gue dateng pagi.
Revan gak membuka pembicaraan sama sekali. gue bisa liat dia bingung mau mulai dari mana. aa..nambah baper guenya.
Dia duduk di atas Rerumputan yang hijau dan bersih ini. Taman ini jarang di datengin karena tempatnya agak terpencil. Dulunya disini ada pintu belakang. tapi ditutup karena banyak orang bolos lewat sini.
Guepun juga ikut duduk disebelah Revan.
"Ra.." panggil Revan.
"Apa?" tanya gue.
" Gue lagi suka sama cewek." kata Revan yang bikin gue ngeblush. jangan sampe diliat Revan! nanti dia GR.
"Gue sebelumnya gak pernah liat cewek cantik,imut ,pinter ,dan kocak. Yang berpadu sekaligus di tubuh seseorang kayak dia. Dia itu spesial buat gue " kata Revan. Barusan dia muji gue? aa Revan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice
Teen Fiction"Sahabat dan keluarga adalah segalanya. Jadi gue harus mengorbankan sesuatu untuk mereka." Begitulah motto yang dimiliki oleh seorang Dira Amara Frisca. Seperti motto yang dimiliki oleh Dira. Kehidupan nyata adalah cerminan dari mottonya. dimana saa...