Author
Suasana kelas XI IPA 3 sekarang sangat ramai. Sudah pasti karena tidak ada guru.
"Lun liat deh...V ganteng banget!" Pekik Dira sambil memperlihatkan foto di layar handphonenya.
"Mana mana? Whaaa!! suami gue!!Minta dong fotonya!!" Ucap Luna tak kalah antusias.
"Enak aja! Cari sendiri!" Jawab Dira ketus. Lalu ia beralih kebangku tempat Feyrin duduk.
"Fey!! Liat deh.. suami gue ganteng kan?!" Ucap Dira antusias.
Tapi, saat melihat adegan di depannya, tingkat antusiasnya menurun secara tiba tiba.
Feyrin sedang tidur dalam keadaan menyender di pundak Revan yang sedang membaca buku. Dan mereka Mendengarkan lagu menggunakan headset yang sama.
Shit! -batin Dira
Dirapun memilih berbailk. Kembali ke tempat duduknya.
"Lo punya suami? Emang udah nikah?" Ucap Revan membuat langkah Dira berhenti.
Lalu ia pun berbalik lalu mendekati bangku milik Feyrin dan Revan.
"Enggak! Bukan suami gue. Tapi kalok kenyataan sih gapapa.hehe" Jawab Dira cengengesan lalu melengos pergi.
Tanpa disadari Revan tersenyum melihat tingkah Dira yang menurutnya imut itu.
Feyrin yang sedikit terganggu karena pundak Revan yang ia gunakan bantal dari tadi terus saja bergerak gerak pun bagun.
"Van, kepalaku sakit" Ucap Feyrin sedikit merintih.
"Sakit kenapa? Mau aku anter ke UKS?" Tanya Revan.
"Enggak" jawab Feyrin.
"Yakin enggak?" Tanya Revan lagi untuk memastikan.
Feyrin hanya mengangguk sebagai jawaban.
•••
Bel tanda istirahat telah berbunyi. Semua siswa siswi telah pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.
"Fey, muka kamu pucet banget tau. Kamu bener bener gak papa?" Tanya Revan khawatir.
"Iya ga papa. Aku cuma kecapean." Jawab Feyrin.
"Kenapa bisa kecapean lagi? Aku kan udah bilang ke kamu untuk istirahat kemarin. Fey, kamu sakit?" Tanya Revan. Feyrin agak sedikit terkejut dengan pertanyaan Revan. Tapi ia cepat cepat menetralisir perasaannya.
"Aku gak papa. Aku udah bilang kalok aku cuma kecapean van." jawab Feyrin.
"Van, hari ini aku makan bareng Dira sama Luna ya?" Lanjut Feyrin mengalihkan pembicaraan.
"Makan aja. Lagian kamu udah jarang makan sama sahabat kamu. Kenapa mesti minta ijin dulu?" Jawab Revan.
"Ga papa. Yaudah aku kesana dulu" Revan hanya mengangguk sebagai jawaban lalu tersenyum.
"Tumben gak pada ke kantin?" Tanya Feyrin kepada Dira dan Luna yang asik menulis sesuatu di buku mereka.
"Bentar Fey. Gue mau nyalin PR Sejarahnya Luna" jawab Dira.
"Tunggu ya Fey. Ni orang emang males banget. Udah tau gak buat PR, malah dateng siang" Luna mendengus lalu melanjutkan aktivitasnya yaitu mencoret coret buku latihan Bahasa Indonesia milik Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice
Teen Fiction"Sahabat dan keluarga adalah segalanya. Jadi gue harus mengorbankan sesuatu untuk mereka." Begitulah motto yang dimiliki oleh seorang Dira Amara Frisca. Seperti motto yang dimiliki oleh Dira. Kehidupan nyata adalah cerminan dari mottonya. dimana saa...