Fey Pov
Pagi hari ini cuacanya kurang memadai. Suhunya sedikit dingin karena diluar sedang hujan deras.
Hari ini adalah hari pertama gue sekolah setelah satu minggu gue gak sekolah. Alasan gue ke temen temen sih jaga nenek gue yang lagi sakit di bali.
ya. nenek dari mama gue asli bali. tapi kakek gue asli jakarta. kata mama mereka ketemu waktu nenek kuliah di jakarta.
Sekarang gue lagi menatap wajah gue di cermin sambil menyisir rambut gue. Gue lihat beberapa helai rambut gue rontok disisir yang gue pake.
Beberapa minggu ini gue gunain waktu libur gue untuk kerumah sakit. jujur gue sempat putus asa setelah gue tau kalo gue mengidap Leukimia atau kanker darah.
Kaget?
Tentu saja! gue juga kaget.
Gue tau kalok gue sakit kangker Kira kira 10 hari yang lalu.gue sempet ga mau sekolah lagi. tapi mama ngasi gue motivasi untuk tetap kuat ngejalanin ini semua. Gue udah ngejalanin kemoterapi Dari satu minggu yang lalu. Jadi dampaknya udah mulai keliatan. Dan kenapa sekarang gue semangat banget ke sekolahnya?
Flash back
"mama mana sih?" dumel ku.abis kemoterapi tadi mama sama dokter Yuna pergi. dan gue gak tau kemana.
apa mungkin di ruangannya dokter Yuna? Coba deh. siapa tau ada disana.
Setelah sampai di ambang pintu Ruangannya Dok Yuna gue menyentuh kenop pintu ingin memutarnya. Tapi Suara samar samar milik dokter Yuna bikin gue membeku seketika.
"Leukimia yang dimiliki Feyrin adalah kanker leukimia mieloblastik kronis. Jadi saya tidak bisa memprediksikan berapa lama lagi ia akan hidup. Penyakit ini harus segera di tangani. Jujur saya sangat kaget saat keluarga ibu baru tau setelah penyakitnya parah." kata Dokter berparas cantik itu di Ruangannya bersama mama
"Apakah tidak ada cara lain untuk mengobatinya?" kata mama dengan wajah sedihnya.
"Maaf bu, sekarang sudah terlambat. Tlansplansi sumsum tulang bisa dilakukan karena sebelumnya kita sudah melakukan kemoterapi atau radiasi untuk menghancurkan aktivitas sumsum tulang. tapi sejauh ini kita belum melakukan apa apa karena keluarga ibu tidak mau memeriksakan fey lebih dini." Jawab doker Yuna dengan nada menyesalnya yang terdengar begitu kentara .
"Saya memprediksikan tubuh Feyrin masih kuat dalam waktu 1 atau 2 bulan lagi. Lebih kurangnya saya tidak tau. karena itu semua sudah ada di tangan tuhan" lanjut dokter Yuna dengan nada mengecil nambah menyesal.
Air mata gue tak bisa di tahan lagi. Gue pergi dari ambang pintu sebelum gue terjatuh disini. Gue duduk di kursi ruang tunggu sambil meluap luapkan air mata yang terus mendesak desak ingin keluar.
'Kenapa mesti nunggu satu atau dua bulan lagi kalo akhirnya gue tetep mati?' batin gue.
"Fey!. kamu kemana aja? mama cariin juga. mama kira kamu bunuh diri tau!" Teriak mama lalu memeluk gue yang sedang terisak.
"Fey, kamu kenapa sayang? " tanya mama.
" Kenapa haru nunggu satu atau dua bulan? juga ahirnya aku bakal tetep mati." kata ku dengan halus dan putus asa.
"Jadi tadi kamu dengar?. Fey, kamu tau gak. kamu itu orang yang beruntung sekali" kata mama sambil mengusap usap kepala gue dengan sayang.
"Kenapa beruntung? aku itu kebalikan dari beruntung" kata gue
"Kenapa? karena diluar sana banyak orang orang yang mengalami kanker. dan mereka nggak punya kesempatan untuk ngelakuin yang mereka suka sebelum meninggal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice
Teen Fiction"Sahabat dan keluarga adalah segalanya. Jadi gue harus mengorbankan sesuatu untuk mereka." Begitulah motto yang dimiliki oleh seorang Dira Amara Frisca. Seperti motto yang dimiliki oleh Dira. Kehidupan nyata adalah cerminan dari mottonya. dimana saa...