Chapter 28 :: c. flashback

3.6K 535 2
                                    

Authors Pov

[Flashback on]

Malam ini sudah menjadi yang kesekian kalinya bagi Tasya yang selalu mendengar kedua orangtuanya berkelahi.

"Saya udah capek untuk sabar sama kamu! Saya capek kerja dari pagi sampai malam! Tapi? Apa hasilnya?! ..."

"... Kamu malah buang-buang uang buat grup sosialita kamu sama teman-teman kamu yang sama sekali gak bermanfaat banget! ..."

"Jaga omongan kamu mas!"

"Kamu gak pernah ngerasain gimana susahnya nyari uang!"

"Karena saya adalah istri mas! Peran suami itu memang sudah seharusnya menafkahi istrinya dan juga anaknya! Jadi, jangan salahkan saya!"

Ayahnya Tasya tertawa miris, "istri macam apa kamu itu? Bisanya ngabisin uang suaminya sendiri."

Ibunya Tasya pun menampar pipi suaminya.

"Mas brengsek! Kalau emang mas mau kita cerai, yaudah cerai aja! Selesai."

"Oke. Saya mau kita cerai! Dan Tasya akan ikut sama saya!"

"Enggak bisa! Tasya harus sama saya!"

Melihat kedua orang tuanya yang sedang memperebutkan hak asuh Tasya, akhirnya ia memberanikan diri keluar dari kamar dan menghampiri mereka.

"Ayah... Ibu..." Lirih Tasya.

"Tasya?!"

Kedua orangtua Tasyapun menghampirinya.

"Kamu kenapa gak tidur sayang, hm?"

"Ibu... Ayah... Jangan berpisah... Tasya gak mau kalian berdua pisah..."

"Ibu gak bisa sayang untuk bersama Ayah lagi."

"Ibu kamu benar sayang. Ayah gak bisa bersama lagi..."

Tasya menangis mendengar kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah.

Ibunya memeluk Tasya.

"Kamu pilih. Mau sama Ibu atau sama Ayah?"

Tasya menatap kedua orang tuanya. Ia bimbang harus memilih siapa.

"Tasya gak mau..."

"Kamu harus pilih sekarang..." Ayahnya mengusap rambut Tasya.

"Maafin Tasya Ayah... Tasya mau tinggal bareng sama Ibu."

"Baiklah kalau itu keputusan kamu, Ayah terima. Ayah pergi dulu."

Ayahnya pun mencium kening Tasya sebagai tanda perpisahan dengannya.

Tasya ingin mengejar kepergian Ayahnya, namun ia ditahan oleh Ibunya supaya tidak mengejar Ayahnya.

🎐🎐🎐

Dua minggu setelah sidang perceraian kedua orang tua Tasya, Ibunya menjadi sering keluar malam dan pulang pagi.

Paginya, Tasya terbangun melihat medali dan piala-pialanya yang di kumpulkan oleh Ibunya.

"Apa yang Ibu lakukan dengan piala-piala ku?"

"Ibu mau menjualnya untuk melunasi semua hutang-hutang Ibu."

"Tapi Bu, aku dengan susah payah untuk mendapatkan piala-piala itu semua."

"Apa kamu lebih mementingkan piala-piala tidak berguna itu dibanding dengan Ibu? Begitu?!"

Tasya yang di bentak oleh Ibunya, langsung menangis.

Guru Magang - Oh Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang