Authors Pov
Dua hari berlalu. Meski Tasya dengan mudahnya telah memaafkan Sehun, Sehun tetap pengecut. Ia tak berani dan belum siap untuk bertemu Tasya. Ada perasaan salah dan menyesal menghantui pikirannya belakangan ini.
Berita tentang Sehun telah bertunangan dengan Tasya menyebar luas hingga ketika Sehun datang ke kampus, semua mahasiswa menatapnya tajam.
Mereka tak menyangka jika Sehun sudah memiliki tunangan masih saja mendekati Wendy seolah-olah membuat harapan palsu untuk Wendy.
"Berita tentang lo udah bertunangan dengan Tasya, itu bohong kan?!" Wendy terus mengikuti Sehun dari belakang.
"Berita itu benar Wen! Gue sama Tasya udah lama tunangan semenjak Tasya lulus SMA." Sehun mencoba menjawab selembut mungkin agar tidak membentak Wendy.
"Kalau emang benar Tasya tunangan lo, kenapa lo terus-terusan berada di dekat gue seakan-akan memberi gue harapan kalau lo suka sama gue?"
Sebelum berbalik untuk melakukan kontak mata dengan Wendy, Sehun membuang napasnya terlebih dahulu.
"Gue emang suka sama lo Wen. Tapi, gue sadar, rasa gue terhadap lo cuma sekedar rasa suka. Gak lebih."
"Lo bisa belajar untuk mencintai gue, Sehun!" Kata Wendy.
"Gue gak bisa Wendy! Gak bisa! Gue udah terikat dengan seseorang!"
Wendy menatap sendu manik mata milik Sehun.
"Kenapa lo jauhin Tasya? Kenapa lo selalu menghindar dari Tasya? Kenapa lo gak mengakui pada semua orang kalau Tasya adalah tunangan lo?" Pertanyaan Wendy berhasil membuat Sehun skakmat.
"Karena... Karena gue ingin menguji Tasya seberapa besar cintanya dia ke gue."
Air mata Wendy jatuh perlahan-lahan.
"Lo itu bodoh Sehun! Lo memberi harapan palsu ke gue! Tidak bolehkah, gue juga ada di hati lo sama seperti Tasya?"
"Gue emang bodoh Wen! Lo gak pantas berada di hati seorang yang bodoh kayak gue!" Sehun sedikit membentak Wendy.
"Tidak bisakah, lo balas perasaan gue?"
"Wen... Gue minta maaf... Gue gak berniat untuk nyakitin lo... Gue tahu, gue emang salah telah memberi lo harapan palsu... Gue minta maaf... Gue gak bisa balas perasaan lo Wen..." Lirih Sehun.
"Kalau begitu, gue siap jadi simpanan lo." Wendy menghela napasnya setelah mengatakannya.
"Lo gila apa?!"
"Siapa yang telah membuat gue gila, huh?! Itu semua gara-gara lo!"
"Cuma karena satu laki-laki yang tidak mencintai lo, lo sampai rela mengorbankan harga diri lo?!"
"Gue cinta sama lo, Sehun." Cicit Wendy dan menundukkan kepalanya pada akhirnya.
Tangan Sehun menyentuh dagu Wendy menyuruh Wendy menatapnya.
"Wen... Dengarin gue... Lo cantik, pintar, baik. Gue gak mau, cuma gara-gara gue, lo sampai rela mengorbankan harga diri lo. Maafin gue kalau selama ini gue memberi lo harapan palsu... Tuhan telah mengatur semuanya... Dan waktu yang akan menjawab siapa laki-laki yang pantas untuk lo."
"Gue gak mau kehilangan lo Sehun." Air mata Wendy mengalir dengan derasnya.
"Kita masih bisa berteman. Gue janji, disaat lo butuh gue, gua akan coba untuk selalu ada disisi lo, hm?"
"Janji?"
Sehun menganggukan kepalanya, "Janji."
Setelah itu, Sehun langsung memeluk Wendy sebagai ucapan terima kasihnya yang telah mengerti dirinya dan telah memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Magang - Oh Sehun ✔
FanfictionKuatkah kalian menjalani kehidupan milik Tasya yang selalu tidak pernah menemui titik terang? Mampukah kalian terus mencari titik terang tersebut disaat titik terang tersebut perlahan muncul kemudian kembali menghilang? Sanggupkah kalian? Sehun, Bae...