Tasya Pov
Sudah seminggu lebih gue gak melihat Sehun ada di kampus. Ya. Hubungan gue sama Sehun memang udah berakhir.
Tapi, apa gak boleh gue peduli sama mantan pacar gue? Yang notabenenya adalah orang yang pernah hadir di dalam hidup gue dan pernah membuat gue bahagia?
"Coba, lo telepon Sehun sekali lagi."
Sekarang gue di kost-an nya Baekhyun. Gue sengaja ngambil kelas pagi supaya gak bertemu Sehun.
Tapi, nyatanya itu malah membuat gue semakin galau. Teman gue yang sekelas sama Sehun, mengabari gue kalau dia gak masuk kelas udah satu minggu.
"Ini udah yang ke lima puluh kalinya gue nelepon dia, Baek." Gue melempar ponsel milik gue di kasurnya Baekhyun.
"Gak ada salahnya kan, berusaha?"
"Lagian juga, buat apa gue nelepon dia? Dia kan bukan siapa-siapa gue lagi."
Daripada berdebat dengan Baekhyun, lebih baik gue tidur siang. Tidur siang juga bagus buat merilekskan pikiran gue yang sedang kacau dan gak jelas kayak sekarang.
"Gue heran deh sama orang yang udah putus. Dulu, waktu pacaran, bilang sayang, bilang gak bisa hidup tanpa kamu, bilang kamu adalah takdir aku. Tapi, pas udah putus, malah sok cuek lah, sok jaim lah, sok benci-benci lah. Padahal mah dalem hati, lo rindu juga kan sama Sehun?"
Sialan! Dapet darimana tuh cabe teori kayak gitu?
"Eh, lo ya! Kalau gak tau apa-apa, gak usah ngomong deh! Lo itu bukan dukun!"
Drrt drrrt
"Hp lo noh bunyi."
"Males ah. Lo aja yang angkat."
"Oke deh."
Pala gue pusing banget sumpah. Kayak abis naik bianglala muter-muter. Gue menenggelamkan kepala gue di dalam bantal.
"Tasya? Tasya nya ada kok Tante. Bentar, saya panggil Tasya dulu."
Baekhyun memberikan ponselnya ke gue dan mengisyaratkan kalau yang menelepon adalah mantan calon ibu mertua gue.
"Halo. Ada apa ya Mah?"
Dengan keadaan yang super luar biasa cemas, gue sama Baekhyun akhirnya pergi ke rumah orangtua nya Sehun.
Mamah juga bilang kalau selama satu minggu ini, Sehun sama sekali gak datang ke rumah bahkan mengabari saja pun tidak pernah.
Itu yang membuat gue semakin cemas dan merasa bersalah.
"Gak biasanya Sehun ngilang kayak gini Tas. Sesibuk-sibuknya Sehun sama kuliahnya, pasti dia akan menyempatkan waktu untuk datang ke rumah walau cuma sebentar atau enggak kabarin kami lewat telepon."
Dari sorot matanya, gue bisa melihat kalau Mamah khawatir banget sama Sehun.
"Maafin Tasya Mah. Tasya gak tau Sehun ada dimana. Tasya sama Sehun udah pu--"
"Tante gak usah khawatir. Saya sama Tasya akan mencari Sehun."
Baekhyun memotong pembicaraan gue. Gue menoleh ke dia. Baekhyun memberikan tatapan tajam ke gue.
"Mamah benar-benar khawatir sama Sehun. Mamah takut Tas, Sehun kenapa-kenapa."
Gue menenangkan Mamah dengan memberikan pelukan. Gue gak suka kalau melihat seorang Ibu mengeluarkan air matanya.
Air mata seorang Ibu terlalu berharga untuk dibuang begitu saja untuk mengkhawatirkan anaknya yang sama sekali tidak peduli dengan Ibunya.
Sementara dengan Baekhyun, dia keluar untuk menelepon seseorang. Hari ini, benar-benar membuat gue menjadi Tasya yang berbeda.
![](https://img.wattpad.com/cover/82122122-288-k365916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guru Magang - Oh Sehun ✔
FanfictionKuatkah kalian menjalani kehidupan milik Tasya yang selalu tidak pernah menemui titik terang? Mampukah kalian terus mencari titik terang tersebut disaat titik terang tersebut perlahan muncul kemudian kembali menghilang? Sanggupkah kalian? Sehun, Bae...