Chapter 38

3.5K 604 6
                                    

vote minimal 300, baru gue mau lanjut.

gue minta maaf karena jarang up guru magang, karena ide gue bener-bener lagi nge-stuck buat lanjut nih cerita. dan sekarang, gue baru dapet ide setelah sekian lamanya memikirkan bagaimana kelanjutan cerita ini.

Thankyou buat yg vote cerita ini dari awal hingga akhir. semoga, kebaikan kalian membawa berkah bagi hidup kalian.

🎐🎐🎐

Tasya Pov

Baru beberapa hari gue kuliah di kampus ini, gue udah denger gosip yang bikin telinga gue rasanya mau pecah aja. Gimana gak mau pecah coba, kalo yang di gosipin Sehun? Laki gue sendiri.

Emang. Di kampus, semua orang gak tahu kalau gue adalah tunangannya Sehun. Sehun terkenal di kampus karena murah senyum ke semua orang. Dasar buaya darat! Suka tebar-tebar senyum ke orang!

Masa iya sih, katanya ada siswa yang melihat Sehun lagi berciuman di mobil sama cewek? Hati gue panas woy! Dan itu ada buktinya lagi!

"Ini apalagi Sehun?!" Gue melempar foto-foto dia yang sedang berciuman tepat di wajahnya.

"Tas! Dengerin penjelasan aku dulu!"

"Dengerin apa lagi? Hah?! Perempuan yang di gosipin sama anak-anak kampus, adalah perempuan yang sama waktu kamu cium dia di malam promnite waktu itu Sehun! Masih mau ngelak?"

"Sumpah demi Tuhan! Aku gak kenal sama perempuan itu. Dia tiba-tiba datang dan masuk ke dalam mobil aku, Tasya!"

"Lalu, apa arti dari cincin ini, Sehun?" Gue melepas cincin gue dan menunjukkan ke Sehun, "atau, jangan-jangan, ini semua hanya permainan kamu?"

"Aku gak punya niat sama sekali untuk mainin hati kamu, Tas. Tolong, bersikap dewasa."

"Siapa yang harusnya bersikap dewasa, Sehun! Aku atau kamu?!" Gue membentak Sehun sampai dia diam.

"Aku minta maaf, Tas..."

Air mata gue mengalir begitu saja. Hati gue sakit dan gak bisa lebih lama lagi untuk menahan semuanya.

"Minta maaf memang mudah. Tapi, memaafkan seseorang jauh lebih sulit daripada meminta maaf. Seharusnya aku sadar, kalau aku bukan siapa-siapa kamu."

Sehun berusaha memegang tangan gue, dengan cepat gue menepis tangannya.

"Apa maksud kamu bicara seperti itu?"

"Aku lelah Hun, di sakiti dan di permainkan setiap waktu sama kamu. Aku capek selalu memaafkan kesalahan yang memang kesalahan kamu."

Gue menarik napas gue dalam-dalam sebelum memutuskan apa yang ingin gue katakan kepada Sehun.

"Aku rasa, cukup sampai disini hubungan kita. Makasih udah pernah hadir dalam hidup aku."

Cincin yang tadi gue lepaskan, gue kasih ke Sehun supaya dia memegang cincin itu untuk perempuan lain yang pastinya lebih baik daripada gue.

Gue menahan air mata gue supaya tidak keluar, "semoga kamu bahagia." Gue tersenyum paksa dan menepuk pelan lengan kanannya dan setelah itu pergi.

Sekarang, gue bukan lagi orang yang spesial di dalam hidup Sehun.

Gue hanya sebatas pengangumnya yang mengagumi kesempurnaan yang ada di dalam diri Sehun sama seperti kalian semua yang mengagumi Sehun.

🎐🎐🎐


Authors Pov

Guru Magang - Oh Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang