Chapter 37

3.4K 537 17
                                    

Alurnya gue cepetin ya. Jadi, si Tasya udah lulus SMA dan lulus UN

🎐🎐🎐

Tasya Pov

Gak kerasa waktu berlalu begitu cepat. Dulu, gue masih polos, ingusan, cengeng dan gak ngerti apa-apa. Sekarang, beda. Gue udah menjadi dewasa yang dimana sikap kekanak-kanakan gue harus gue hilangin.

Emang bener ya kata orang, gak ada yang namanya perjuangan yang sia-sia. Gue diterima di universitas yang gue idamkan dari dulu.

Dan semua itu gak terlepas dari Tuhan, doa, usaha yang keras dan orang di sekitar gue yang peduli dan sayang sama gue.

Malam ini adalah acara promnite yang biasa diadakan setiap tahun oleh pihak sekolah untuk merayakan kelulusan. Tentunya, gue dan Sehun akan menjadi pasangan yang dimana akan menghadiri acara tersebut.

Gue memakai long dress yang dibelikan oleh Sehun dan dia memakai tuxedo dengan warna yang sama seperti warna long dress gue.

Sebelum menuju ball room, Sehun menyuruh gue terlebih dahulu untuk pergi ke rooftop karena dia ingin memberikan kejutan ke gue. Dia juga bilang, naiknya dengan naik tangga bukan lift.

Sampai pada anak tangga terakhir, gue mendapati satu buket bunga dengan warna kesukaan gue. Gue pun mengulum senyum dan mengambil bunga itu.

Sayangnya itu semua hanya sesaat. Gue melihat dengan mata kepala gue sendiri kalau Sehun sedang berciuman dengan wanita lain.

Air mata gue keluar seketika melihat Sehun yang sedang berciuman dengan penuh gairah sama wanita itu. Belum lagi, wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Sehun.

Apa ini yang dimaksud kejutan itu oleh Sehun? Kenapa ini semua terjadi disaat acara kelulusan gue? Apa dia gak tahu, gimana rasanya saat disakitin berulang kali?

Bunga yang gue genggam jatuh begitu saja karena tangan gue lemas. Gak mau membuang waktu lagi, gue langsung pergi dari sana dan mencari tempat sepi untuk meluapkan semua rasa kecewa gue.

Sampai di tempat yang paling sepi, gue baru menyadari kalau kaki gue lecet karena tadi memakai high heels. Gue menelungkupkan kepala gue dan menangis sejadi-jadinya.

"Lo cengeng juga ya ternyata, Tas."

Gue merasakan ada seseorang yang berbicara dengan gue. Reflek, gue mendongakkan kepala gue.

"Luhan?"

Kenapa Luhan ada disini? Bukannya dia udah ?

Luhan cuma tersenyum manis ke gue, "kaget ya, gue muncul tiba-tiba?"

Gue menggeleng pelan kepala gue, "e-enggak kok."

Jujur, sebenarnya gue takut. Gue takut bukan sama Luhan yang jadi pocong. Dia tetap sama saat terakhir kali gue melihat dia sebelum kejadian itu terjadi.

Melainkan gue takut, kalau ada orang lain lihat gue yang ngomong sendiri. Ntar disangka nya gue orang gila.

"Kenapa Lo bisa nangis kayak gini sih?" Tanyanya yang membuat gue diam.

Bukannya gue gak mau jawab pertanyaan Luhan, tapi, gue kedinginan karena emang gue lagi makai baju yang bisa dibilang kurang bahan.

Luhan bangkit dari duduknya dan menghampiri orang yang menghadiri promnite.

Dengan sengaja, Luhan menjahili orang sehingga membuat orang itu takut karena jas yang tadi di kenakannya melayang dengan sendirinya.

Lantas gue ketawa lihat orang itu ketakutan sampai-sampai dia ngompol. Luhan pun kembali.

Guru Magang - Oh Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang