Chapter 34

4K 571 25
                                    

Tasya Pov

Semenjak kejadian dimana Pak Sehun hampir merusak mahkota berharga gue, Pak Sehun selalu ada di samping gue.

Dia gak berhenti-hentinya untuk selalu meminta maaf ke gue atas kebodohan yang dia lakukan waktu itu.

Sedangkan dengan Luhan, gue udah gak pernah berkomunikasi lagi dengan dia. Kadang kalau pulang sekolah, gue gak pernah ngeliat dia lagi.

Pak Chanyeol yang mendukung dan membantu gue belajar supaya gue bisa masuk ke universitas yang gue inginkan.

Baekhyun juga mengizinkan Pak Sehun menjemput gue asalkan dia bisa menjaga gue dengan baik.

"Kamu kenapa diam Tas?"

Pak Sehun membuyarkan lamunan gue yang sedang memikirkan Luhan. Sekarang, gue sama Pak Sehun lagi duduk di bangku taman favorit gue.

"Kamu kepikiran Luhan lagi?"

"Saya juga gak tahu kenapa akhir-akhir ini suka mikirin Luhan." Jawab gue sambil meminum minuman gue.

Pak Sehun menghela napasnya berat.

"Apa kamu masih belum bisa untuk memaafkan Luhan?"

"Memaafkan seseorang gak semudah meminta maaf Pak. Saya benar-benar kecewa dengan Luhan."

"Tapi, kenapa kamu dengan mudahnya memaafkan saya yang brengsek ini yang hampir merusak mahkota berharga kamu?"

Kenapa dia nanya kayak gitu sih? Apa dia gak sadar juga?

Gue menjatuhkan kaleng minuman gue dan menundukkan kepala gue sambil menangis.

"Karena saya cinta sama Pak Sehun..."

Pak Sehun lalu memeluk gue dan mengelus lembut rambut gue.

"Saya minta maaf sama kamu selama ini yang gak pernah sama sekali tahu kalau kamu cinta sama saya."

Gue gak menanggapi perkataan dia melainkan gue terus menangis di dalam pelukan dia.

"Saya tahu saya hanya tempat pelampiasan Pak Sehun dan gak mungkin juga Pak Sehun akan membalas perasaan saya. Apa Pak Sehun bisa membalas perasaan saya?"

Kini gue beralih menatap lekat kedua bola mata dia.

Pak Sehun diam dan gak menjawab pertanyaan gue.

"Gak bisa kan?" tanya gue dengan kecewa.

"Sa.. Saya belum bisa untuk membalas perasaan kamu Tas."

Gue kemudian tersenyum pahit dan berkata, "saya tahu kalau saya akan ditolak sama Pak Sehun."

Dengan sekuat tenaga gue, gue berlari meninggalkan Pak Sehun yang sedang mencerna semuanya.

Gue berharap dia mengejar gue sekarang juga. Gue juga mau dikejar sama dia dan bukan gue yang selalu mengejar dia.

Setelah berlari cukup jauh dari tempat tadi, gue menoleh ke belakang dan berharap dia mengejar gue.

Nihil.

Gue kecewa berat sama lo Hun!

Selama ini, gue selalu bersabar untuk bersikap sopan di depan dia. Ternyata sia-sia gue melakukan itu semua.

Gue menghirup napas dalam-dalam mencoba menetralkan semuanya dan menghembuskannya.

Setelah melepas tangis gue selama dua jam, gue akhirnya pergi meninggalkan taman untuk pulang ke rumah gue.

Disaat gue ingin berjalan, gue mendengar suara tembakan. Gue berusaha mencari dari mana asal sumber suara tembakan tersebut.

Mata gue langsung membulat ketika mendapatkan seseorang tergeletak di tengah jalan dengan perutnya yang berdarah.

Guru Magang - Oh Sehun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang