Happy Reading MY LOVE 😘***
Yoona P.O.V
Aku menghembuskan napasku dengan panjang. Menundukkan kepalaku dan terus melangkah melewati koridor rumah sakit. Tidak memperdulikan tatapan-tatapan yang tertuju kepadaku, lebih memilih untuk terus melangkah sampai ke pintu utama.
Hatiku masih sakit, sangat perih.
Kenapa suamiku belum terbangun dari komanya?? Ini sidah tahun ke -empat ia berbaring di tempat tidur rumah sakit. Tanpa pernah sekalipun matanya terbuka. Oh Yatuhan, sebenarnya ini salahnya jika saja... Jika saja ia-
Airmatanya menetes, mengalir layaknya sungai di wajahnya yang cantik. Matanya bahkan terlihat sembab. Kejadian empat tahun lalu yang sungguh ia ingin melupakannya namun percuma karena itu adalah kenangan paling pahit yang ia rasakan sampai sekarang ini.
Yang dimana awal mulanya ia terpuruk tanpa seorangpun yang ingin memberikannya bahu atau sebuah pelukan disaat ia begitu tersiksa. Melewati berbagai peliknya kehidupan yang harus ia terima dengan lapang dada.
Yang membuat dirinya menjadi wanita tangguh dan kuat.
Yatuhan kemana lagi aku harus meminjam uang??
Hatinya teriris saat tak ada satupun yang mau meminjamkannya uang sebanyak 20juta won untuk melunasi biaya rumah sakit itu.
Aku melamun, sendirian di halte yang nampak kosong ini.
Belum selang beberapa menit taxi telah berada di hadapannya dengan segera aku melangkah masuk dan melaju ke tempat ku bekerja.Bekerja?? Iya dia bekerja sebagai wanita yang hina, yang rela menjual tubuhnya demi mendapatkan banyak uang. Awalnya ia tidak ingin berprofesi sebagai wanita penghibur namun apa boleh buat, ia sudah tidak tahu harus mendapatkan banyak uang dalam seminggu saat itu dalam kondisinya yang benar-benar tidak memungkinkan.
Berkati-lah dirinya karena sampai sekarang kepemilikannya masih utuh tanpa seorangpun yang mau memasukkannya. Ia berhasil menjaga kewanitaannya, meski dulu sempat ia hampir diperkosa karena tidak ingin dilayani sampai harus bersetubuh..
Bukankah semestinya seperti itu??
Siap melayani siapa saja yang ingin membayar mahal??
Maafkan-lah dia..
Tapi ia hanya bermain-main kecil dengan para pelanggannya, seperti mengulum batang lelaki hidung belang sampai mengocoknya.
Hamya sampai disitu. Tidak lebih, meskipun itu juga tindakan yang tak sepantasnya ia lakukan tapi apa boleh buat demi dibayar bukan??
Tapi bagaimana jika..
Bagaimana jika lelaki 'itu' terbangun dari tidur panjangnya dan mengetahu pekerjannya.. Tidak tapi mengetahui hasil jerih payahnya membayar tagihan rumah sakit adalah hasil dari melayani pria berhidung belang..
Oh tidak.., jangan sampai meski lambat laun pasti suaminya akan mengetahuinya.
Dan akan marah besar serta tidak ingin lagi bersamanya karena aku telah menjadi wanita yang murahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴅᴀʀᴋ ʟᴏᴠᴇʀ || ʏᴏᴏɴʜᴜɴ ꜱᴛᴏʀʏ ✓
General Fiction"ꜱᴀᴀᴛ ᴀᴋᴜ ᴋᴀᴍᴜ ᴋɪɴɪ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ᴋɪᴛᴀ"---- ᴛʜᴇ ᴅᴀʀᴋ ʟᴏᴠᴇʀ . . ᴀ ʏᴏᴏɴʜᴜɴ ꜱᴛᴏʀʏ