END

5.8K 491 73
                                    


__Nulisnya kek ada nyessnya gitu yah? Wkwk semoga kalian menikmati ending yang kuberikan ..

Alhamdulillah salah satunya FF yg mampu ku tamatin dengan semampu yang kubisa..

Maaf juga jika hasilnya seperti ini..

Selamat menikmati~

P/s : mungkin beberapa kalian akan ga ngeh ama ending yang aku berikan.. Karena jujur aku bingung dan ga tau bagaimana buat ending yang pas gitu jadi maafkan aku kalau ada yang gagal paham disini 😥

-

Ketika mereka bertanya tentang kelemahanku, aku ingin mengatidakan bahwa kelemahanku itu adalah kamu. Aku merindukanmu di mana-mana dan aku sangat mencintaimu.

Dan Cinta adalah caraku bercerita tentang dirimu, caraku menatap kepergian mu dan caraku tersenyum, saat menatap indah wajahmu.

Bahkan laut dan pantaipun tak pernah saling bertanya mengapa mereka dipertemukan

-

Yoona terpekur diatas lantai, hantaman dari pundaknya membuat ia terjatuh pingsan. Kai menampilkan smirknya, menatap kedua orang yang berbeda usia dihadapan sana.

Dia adalah anak Yoona dan juga pengasuhnya. Sedikit tertawa sejenak saat melihat anak itu menangis histeris dengan meneriaki ibunya, Yoona. Sementara Kai justru memandangi dengan senyum puas dihadapannya bukan kasihan ataupun sejenisnya.

Oh tidak, sejak dulu hatinya telah ditutupi oleh rasa dengki tanpa adanya rasa kasihan pada hatinya. Karena hatinya telah membeku tanpa ada yang bisa dan mampu mencairkannya.

Kai mengedipkan matanya pada anak Yoona, begitupula dengan gadis yang berada disampingnya yang tak bisa berbuat apapun itu. Jiyeon hanya menatap kosong tetapi menandakan betapa terkejut dan ketakutannya ia pada sosok lelaki yang tak lain adalah Kai.

Ia menarik pergelangan tangan Yoona, kemudian menggendongnya dan membawanya pergi dari hadapan kedua orang itu.

"Ucapkan selamat tinggal pada ibumu sayang."

"Andwee-, jangan bawa ibuku. Kumohon," lirih bocah kecil itu. Ia menangis, terus meminta agar ibunya disadarkan dan dikembalikan kepadanya. Ia butuh ibu, ia tidak ingin ibunya pergi meninggalkan dirinya seorang diri di dunia ini.

"Kumohon jangan apa-apa kan ibuku ahjussi."

Namun sayang Kai seolah tuli tanpa mengidahkan rintihan suara bocah kecil itu, masih menggendong dan membawa Yoona pergi dari hadapan mereka.

Yien berlari sesegera mungkin memeluk jenjang kaki pria itu, tapi dalam hitungan detik ia terlempar jauh karena pria itu menendangnya membuat bocah itu terhempas begitu saja.

Benar-benar pria biadab.

Yien sudah tak sadarkan diri akibat hantaman keras dikepalanya. Kai menatapnya sekilas lalu berjalan meninggalkan bocah kecil itu seraya menggendong Yoona dengan terburu-buru.

.
.
.
.

Sehun gelisah setengah mati, saat mencari Yoona, rupanya ia telah meninggalkan perusahaan sedari tadi. Berungkali ia menelpon wanita itu tapi sayang ponsel wanita itu tak aktif membuat ia mengernyit heran. Meskipun ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Yoona baik-baik saja tetapi hatinya berkata lain, justru ia dilanda kecemasan bahkan berpikir jika Yoona sedang dalam kesulitan.

Drtt drtt

Dengan cekatan Sehun mengangkat telepon dari apartemen Yoona,

"Tu-tuan, tolong Yoona.. Yo-yon-,"

ᴛʜᴇ ᴅᴀʀᴋ ʟᴏᴠᴇʀ || ʏᴏᴏɴʜᴜɴ ꜱᴛᴏʀʏ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang