09||Acuh

10.2K 759 31
                                    

"Males gue,nan!"

"Ya'elah,tha...Anak-anak tuh udah keseringan banget ngajakin elo. Gak enak,tha!"

"Kemarin-kemarin udah."

"Main lagi,lah!"

     Atha berdecak sebal. Yang kemarin itu karena ada Nando, dia gak mau kalau Nando gak ikut.  Sudah pernah dibahas bukan? Atha malas main sama anak-anak cowok disekolahnya selain Nando. Alasanyannya jelas, mereka itu mesum. Bukan berarti Nando gak mesum juga, cuma cowok itu tahu diri. Atha bukan sok suci, hanya saja dia jadi ikut Omes kalau sudah gabung dengan mereka. Omongannya gak jauh-jauh dari cewek. Serempet-serempet dikit, ujungnya bahas bokep prodkusi negara mana yang paling yahud. Malah sampai berbagi koleksi video dan link. Masalahnya kan Atha itu cewek juga , masa dia mau bahas perkakas sendiri?.

           Nando gak menyerah, dia sudah merasa gak enak sama anak-anak yang lain karena keseringan menolak untuk main futsal. Setidaknya kalau Atha ikut main, Nando bisa diwakili begitu. Jadi anggap saja Atha berkorban untuk Nando.

"Apaan sih lo ngelihatin gue kayak gitu?" Atha terusik melihat tatapan Nando yang berubah melas. "Gue gak niat adopsi anak anjing, Nan!" Tambah Atha, sukses membuat Nando menghentikan acara memelasnya.

"Payah lo!"

Atha mengendikan bahu. Gak perduli.  "Elo aja sendiri sana! Gue lagi males banget ini."

Nando berdecak, lalu berkata, "Gue kebagian belanja bahan dekor buat pensi nanti, Atha. Gak bisa nolak gue."

"Ya udah, bilang aja gak bisa."

Nando manyun, tapi Atha masih tetap kekeh dengan pendiriannya. Dia gak mau main futsal. Titik. Gak pake koma. Titik aja pokoknya. Sampai seseorang datang dengan suara cerianya yang mampu membuat Nando dan Atha sama-sama meringis gak suka.

          Venya langsung duduk disebelah Atha , memaksa gadis tomboy itu menggeser pantatnya. "Ngapain sih lo? Bagus-bagus juga disana, di bangku lo sendiri sana!" Kata Atha sembari menunjuk meja nomor tiga yang ada dibarisan ujung sana. Habitat Venya sesungguhnya.

Tapi bukan Venya namanya kalau tersinggung dengan sikap Atha. Gadis itu malah semakin mepet ke Atha, membuat Atha semakin risih. Nando yang memang sebangku dengan Atha hanya bisa menggeleng sembari menahan tawa. Wajah Atha menyedihkan sekali, pantas untuk ditertawakan.

"Hari ini gak sibuk,kan?" Tanya Venya mengundang Atha untuk bercuriga ria.

"Kenapa emang?"

"Mami sama Papi baru pulang dari China, mereka bawa oleh-oleh buat elo sama keluarga elo."

"Terus?"

"Tapi ambil sendiri. Mereka gak bisa nganter kerumah elo, soalnya besok harus pergi ke Medan."

             Atha diam, seolah memikirkan sesuatu. Sebenarnya ada satu hal yang membuat Atha tidak bisa marah sampai membentak gadis yang duduk mepet disampingnya ini.Kesepian. Venya adalah gadis remaja yang kesepian. Kalau saja Venya tidak menyebalkan, maka Atha akan sukarela berteman dengannya. Sayang, Venya kelewat posesif, seolah Atha adalah miliknya seorang.

         Tunggu-tunggu.... Tunggu dulu! Atha mencoba mencerna kembali ucapan Venya. Kerumah gadis itu hanya untuk mengambil buah tangan dari China? Atha rasanya ragu, mending dia tidur dirumah.

"Gue gak bisa. Pulang sekolah udah sore, istirahat bentar. Malemnya gue pergi, main futsal bareng anak-anak." Kata Atha. Nando disampingnya langsung mengernyit heran, hendak mengucapkan sesuatu namun dicegah  oleh Atha dengan kedipan mata. Nando kembali menutup mulut.

Atha,That's Her Name (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang