Bella masih enggan untuk sekadar menyapa kakaknya. Jangankan menyapa , tersenyum pun ia tidak mau. Meski Atha nampak terus berusaha mendekatinya.
"Lesu banget kayaknya."
Bella mengangkat alis, ia seperti baru sadar dari lamunannya ketika Diva berbicara sembari menyenggol lengannya.
"Elo kenapa? Sakit?"
Bella menggeleng, menambahkan senyum sebagai jawaban bahwa ia baik-baik saja.
Diva bangkit dari kursi, "mau ikut,nggak?" ajaknya.
"Kemana?"
"Ke ruang musik."
"Ngapain??"
"Udah ikut aja!" Diva memaksa Bella dengan menarik tangan gadis itu. Terpaksa, Bella ikut.
Diva langsung masuk kedalam ruang khusus musik yang lumayan luas dengan perlengkapan alat musik cukup lengkap. Bella tidak pernah masuk kedalam ruangan itu karena menurutnya ruangan tersebut hanya dikhususkan untuk para anggota ekstrakulikuler musik saja. Namun, begitu melihat Diva yang santai-santai saja dan sudah duduk dilantai beralaskan karpet , tepat disebelah kakak sepupunya yang ia panggil dengan mas, si Dayat.
"Bella, sini!" panggil Diva sontak membuat Bella sadar dari kekagumannya pada ruangan tersebut.
Gadis berambut sebahu itu pun masuk kedalam ruangan yang luasnya sama dengan ruang kelas mereka. Ia masih mengedarkan pandangannya untuk melihat tiap alat musik diruangan tersebut. Ada satu set drum, tiga buah gitar akustik dan satu gitar listrik, dan yang membuatnya berdecak kagum adalah alat musik tradisional yang berada diujung ruangan. Cukup lengkap, mulai dari gamelan sampai alat musik bambu seperti angklung.
Bella menyikut lengan Diva, lalu berbisik, "ngapain kesini?"
"gue mau belajar main angklung sama mamas gue."
Bella ber-oh saja seraya mengangguk paham.
"Bentar,ya, gue ambil angklungnya dulu." Dayat berdiri , dan berjalan keujung ruangan dimana beberapa angklung diletakkan disebuah lemari kaca. Ia terlihat mengambil tiga buah angklung lalu kembali ketempatnya semula. "Nih,Div." ujarnya sembari memberikan dua buah angklung yang langsung disambut oleh Diva.
"Gimana cara mainnya,mas?"
Dayat mulai memberikan contoh pada Diva, "lo nggak mau belajar juga,Bell? Gue udah ambilin buat lo,kok." ucapnya pada Bella.
Gadis itu hanya tersenyum dan menjawab dengan gelengan kepala. Ia cukup menganggumi, tapi tak berniat untuk belajar angklung. Bella memutuskan untuk berdiri , kakinya melangkah menuju sebuah piano yang terletak didekat alat-alat musik tradisional. Begitu sampai disana, lalu ia menyentuh piano tersebut yang sedari tadi cukup menarik perhatiannya. Menarik kursi untuk duduk, Bella mulai bermain asal. Gadis itu tersenyum geli karena nada yang ia hasilkan terdengar aneh ditelinganya.
Terlalu asik dengan aktivitasnya membuat Bella tak sadar sesuatu. Ia tak mengetahui kedatangan orang lain didalam ruangan tersebut. Gadis itu terus bermain.
Atha dan Aji baru saja datang dengan niat untuk meminjam gitar lantaran jam isirahat kedua yang berdurasi cukup lama, dengan maksud untuk menghibur diri. Namun, begitu Atha masuk dan mendapati sosok Bella yang tengah asik dengan jemari menekan tuts piano, serta senyuman yang menghias wajah cantiknya.
"Tha,ayo!" kata Aji yang sudah menggenggam gitar ditangan.
"Eh, lo duluan aja."
"Ye ni bocah... beneran nih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Atha,That's Her Name (gxg)
RomanceGadis itu berkepribadian tenang, namun bisa jadi monster jika emosinya memuncak.Gadis itu tertawa ketika ada hal lucu didepan matanya, namun tidak banyak bicara. Senyumnya meneduhkan. Tawanya enak didengar. Tangisnya menyayat hati. Gadis itu p...