Selamat natal dan tahun baru
(Meski thn barunya blm)****
Hari semakin berlalu tanpa terasa. Bella yang tadinya libur panjang kini tengah sibuk berjibaku dengan ujian akhir semesternya.
Lain hal dengan Atha, gadis tomboi yang harusnya bebas menikmati harinya sebagai murid tingkat akhir itu malah disibukkan dengan rasa cemasnya. Bukan karena menanti hasil ujian nasional, tapi semakin kesini semakin dekat pula ia dengan keputusan sepihak sang papa.
Kepala keluarga yang memiliki kuasa penuh dengan rumah tangganya itu tentu sangatlah kuat pendiriannya. Apalagi mengetahui anak gadisnya yang memang berlagak bak pria sedari lulus smp itu menyukai adiknya sendiri, yang tak lain telah berstatuskan anaknya sendiri. Althaf sebagai seorang ayah tentu tak akan membiarkan hal tersebut terus tumbuh dan makin menjadi.
Tanpa Althaf tahu, kedua anak gadisnya itu menjalin hubungan dibalik sepengetahuannya. Bahkan masih berjalan semulus jalan raya.
"Jam berapa diumuminnya?" Agam mengintip sedikit layar ponsel sang adik yang kini menatapnya dengan jengah lantaran pria itu berbicara sambil mengunyah. Mengganggu kata Atha, suara kunyahan yang dibuat-buat itu! Agam cuma nyengir.
Agam dan Atha sudah berbaikkan seminggu setelah tragedi itu. Agam sendiri yang mendatangi sang adik dan meminta maaf dengan penuh penyesalan. Meski begitu, Agam tetap keukeuh tak ingin membocorkan siapa yang mengiriminya foto penyebab terjadinya semua kekacauan yang menimpah Atha. Namun, Atha acuh. Yang terpenting saat ini adalah membujuk papa.
"Jam ..." Atha tersenyum, "nah ini udah! Ntar, gue login dulu."
Gadis itu pun mengetikkan nama dan juga nomor peserta ujiannya pada kolom login. Memang terkesan tak asyik, harusnya diumumkan saja disekolah. Namun, kementrian pendidikan nampaknya tak ingin suasana gaduh. Tak ingin ada lagi tradisi corat-coret seragam. Tidak tahu saja kalau pelajar negri ini lebih pandai. Nanti, pasti Atha punya koleksi seragam sma yang penuh dengan corat-coret cat pilox dan juga tanda tangan kawan-kawannya.
"YES!!!" Atha sontak berdiri dari sofa. Senyum lebar menandakan berita baik terlukis diwajahnya yang tampan sekaligus cantik itu. "Gue lulus, bang!" katanya dengan mata berbinar.
Agam mengacungkan dua jari jempolnya , lalu berhighfive bersama si bungsu. Mereka melompat riang layaknya anak kecil yang habis memenangkan puluhan kelereng, lalu berpelukkan.
"Ahhh," Agam mengacak rambut Atha dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga, "gue yakin kok kalo lo bakalan lulus. Tapi lo jujur,kan?"
"Jujur,lah!" Atha membanggakan diri, "nyontek dikit." lanjutnya cengengesan. Agam kembali mengacak rambut pendek gadis itu. Keduanya tergelak dalam tawa. Tawa bahagia tentunya.
"Hei!" Adam dengan almamater yang masih melekat ditubuhnya datang menghampiri kedua adiknya itu. "Kalian ribut banget. Ada apa?"
"Sini, Dam! Adek lo yang hobinya berantem ini udah lulus dari sma!" kata Agam berseru riang.
Adam cengo, matanya mengerjap dan senyum pun muncul. Ia menghampiri Atha, merentangkan tangannya lalu memberikan sebuah pelukan hangat penuh rasa bangga kepada sang adik.
"Akhirnya..." katanya sambil mengacak rambut Atha yang memang sudah acak-adul akibat ulah Agam tadi. "Gimana? Rasanya bebas, kan?" Atha mengangguk dengan senyum sumringah tak lepas dari wajah.
Kegaduhan yang sayup-sayup terdengar menyapa telinga Bella yang sedang sibuk menghapal di ruang santai lantai satu membuat gadis itu penasaran dan akhirnya memutuskan untuk beranjak dari kursinya dan langsung pergi menuju lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atha,That's Her Name (gxg)
Roman d'amourGadis itu berkepribadian tenang, namun bisa jadi monster jika emosinya memuncak.Gadis itu tertawa ketika ada hal lucu didepan matanya, namun tidak banyak bicara. Senyumnya meneduhkan. Tawanya enak didengar. Tangisnya menyayat hati. Gadis itu p...