C003

354 21 0
                                    

Adikku perempuan.
Waktu itu aku tersenyum mengamatinya.

Ketika aku ingin mengelus pipinya yang gembil, Mama yang sedang memangku bayi itu berkata, "Eh, tangan kamu kotor. Tadi kamu abis main, kan? Cuci tangan dulu."

Aku mencebik kemudian mengerucutkan bibirku.
Yang aku ingat, akhirnya aku tidak jadi mengelus pipi adikku, mungkin aku terlalu malas.

Untung memoriku dapat sedikit mengingatnya.
Dia sangat lucu.
Matanya terpejam.
Bibirnya mungil sekali, sama seperti anggota tubuh yang lainnya.
Dan mulai dari saat itu aku akan memanggilnya dengan sebutan 'Adik'.
Uh, menggemaskan sekali.

Tapi sekarang aku baru memahami.
Apakah anak itu--adik kecilku, lahir di luar dugaan kalian, Ma, Pa?

Elegi dalam Rumah ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang