Vio menarik napas kemudian mengembuskannya perlahan. Malam ini ia akan berbicara pada ibunya, sesuai saran Bagas.
Jantungnya berdentum lebih cepat, tapi ia coba untuk menenangkan diri.
Ia ketuk pintu kamar ibunya, lalu membuka pintu perlahan.
"Ma?"
Seperti yang ia duga, ibunya pasti sedang memainkan ponselnya.
"Ma." Vio kembali memanggil sambil melangkah mendekati ibunya.
Tak ada tanggapan. Vio duduk di samping ibunya yang berada di ranjang. "Ma, aku mau ngomong."
Ibunya hanya bergumam. "Tolong, taro hapenya dulu, Ma. Aku mau ngomong serius."
Dari situ, hati ibunya mencelos. Tiba-tiba dirundung rasa bersalah karena sudah mengabaikan putrinya. Ia menaruh ponselnya di nakas, bahkan sampai mematikannya. Kemudian menghadap ke putrinya.
"Kenapa, Kak? Ada masalah?" tanya ibunya lembut. Vio memang dipanggil 'kakak' di rumah.
"Aku...." Gugup, Vio bingung harus memulai dari mana. "Aku kangen Mama waktu aku masih kecil."

KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi dalam Rumah ✔
Short StoryOh! Aku menyesal telah menulis di tempat umum dan teledor meninggalkan buku di tempat itu. Jadi aku harus bertemu dia lagi. Iya, dia, Gaizka Bagaskara. Mantan gebetanku. Copyright ©2017 by snh-tata