Suara ketukan pintu kamar terdengar nyaring di telinga gadis itu. Ia mengalihkan pandangannya dari buku catatan kecil ke arah pintu. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya masuk ke kamarnya.
"Lagi apa, Kak?"
Gadis itu buru-buru menutup catatan yang terbuka tadi. Berharap gerakannya tidak mencurigakan.
"Hng ... ini ... aku lagi iseng-iseng nulis aja. Kenapa, Ma?"
Wanita itu mengangguk-angguk. "Itu, kalau mau makan tinggal angetin aja lauknya. Atau mau masak mie juga boleh. Mama mau pergi dulu. Kalau adik kamu udah pulang, kasih dia uang dulu, katanya mau beli apa gitu sama temennya."
"Kasih uang berapa?"
"Seperlunya dia aja."
Gadis itu mengangkat jari jempolnya. "Oke. Omong-omong, Mama mau kemana?"
"Biasa, ada urusan."
Yang bertanya hanya mengangkat bahu acuh tak acuh. Selalu saja seperti ini, pikirnya.
"Ya udah, kalau gitu Mama pergi dulu," pamit ibu gadis itu.
Dan jawaban yang ia berikan hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi dalam Rumah ✔
Historia CortaOh! Aku menyesal telah menulis di tempat umum dan teledor meninggalkan buku di tempat itu. Jadi aku harus bertemu dia lagi. Iya, dia, Gaizka Bagaskara. Mantan gebetanku. Copyright ©2017 by snh-tata