Suara teriakan tidak dihiraukan oleh cewek berbaju abu yang sedang jalan di trotoar sore itu. Ia pikir panggilan itu bukan padanya.
Namun, tepukan pelan di bahunya, membuat cewek itu menghentikan langkah terburu-burunya.
"Kenapa, Mas? Uang saya kurang?" Ia bertanya setengah jengkel.
Pria di hadapannya jadi bingung, tapi tetap bicara. "Eh, anu, Mbak. Ini tadi Mbaknya ninggalin buku di meja kasir, terus ini kembaliannya, tadi uangnya lebih."
Astaga! Bagaimana bisa buku itu sampai tertinggal? Bisa ketar-ketir seratus hari seratus malam kalau sampai bukunya benar-benar hilang.
Duh, ia jadi malu karena sudah bersikap sedikit judes pada orang di depannya.
"Oh? Makasih ya, Mas." Cewek itu menerima buku dan beberapa lembar uang yang telah di sodorkan.
Pria tadi tersenyum. Manis. Eh? Apa yang dipikirkannya? Ia menggeleng-gelengkan kepala tanpa sadar.
"Lain kali hati-hati, Mbak. Jangan teledor lagi."
Cewek itu hanya mengangguk.
"Kalau gitu saya balik kerja lagi, ya. Untung Mbaknya belum terlalu jauh, jadi masih bisa saya kejar."
Sang Cewek meringis. "Iya, makasih banyak, ya, Mas."
***
a/n selamat berbuka, bagi yang menjalankan ibadah puasa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi dalam Rumah ✔
Historia CortaOh! Aku menyesal telah menulis di tempat umum dan teledor meninggalkan buku di tempat itu. Jadi aku harus bertemu dia lagi. Iya, dia, Gaizka Bagaskara. Mantan gebetanku. Copyright ©2017 by snh-tata