Vio menutup buku catatannya setelah ia rasa cukup untuk 'cerita' hari ini. Lega. Itu yang dirasakannya setiap menuangkan cerita masa lalunya. Walau hanya lewat tulisan, itupun tidak diketahui oleh siapapun.
Ia menyeruput sedikit jus kesukaannya lewat sedotan. Kemudian mengambil handphone yang ada di sling bag miliknya.
"Violany?" Suara itu refleks membuat gadis yang memakai baju berwarna ungu pastel itu mendongkak dari layar ponselnya.
Tiba-tiba jantungnya berdebar tidak karuan lagi. Ini sudah kedua kalinya pada hari ini.
"Bagas?" Ia tersenyum kaku.
Bagas membalasnya dengan cengiran khasnya yang manis. "Gue kira, lo bukan tipe orang yang suka nongkrong dan nyari makan di luar gini."
Vio mengangkat bahu sambil menyimpan ponselnya di atas meja.
"Bosen di rumah. Dan gue nggak lagi nyari makan sih, kebetulan aja tadi lewat sini habis beli novel." Cewek itu melirik keresek yang ada di samping jusnya.
Tanpa meminta perijinan, Bagas menarik kursi di depan Vio, kemudian mendudukinya.
"Buku apa tuh?" Anehnya, Bagas malah lebih penasaran dengan buku yang ada di depan Vio daripada yang ada di keresek.
Cewek di hadapannya langsung menutup buku dengan tangan sebisanya. Ia menggeleng. "Bukan buku apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi dalam Rumah ✔
Short StoryOh! Aku menyesal telah menulis di tempat umum dan teledor meninggalkan buku di tempat itu. Jadi aku harus bertemu dia lagi. Iya, dia, Gaizka Bagaskara. Mantan gebetanku. Copyright ©2017 by snh-tata