dua puluh empat

1.5K 181 34
                                    

"Nikah, yuk?"

Padahal gue lagi sibuk nyemilin kentang mekdi tapi omongan anak kecil didepan gue barusan bikin ambyar semua konsentrasi.

"Apa sih Din????" Protes gue kemudian nyeruput iced coffee Dino karena punya gue udah abis.

"Nikah, Din." Jawab Dino enteng, buset nih anak otaknya ketinggalan dikasir kali???

"Kak, Please." Protes gue lagi.

"Nope, i'll be daddy from your children so why i must call u kak?"

Gimana?

Ini Dino kemasukan setan Hansol apa gimana?

Gue langsung bangun dan megang jidat Dino, mastiin nih anak panas apa nggak kan takutnya step aja, gue bingung ntar bawa pulangnya.

"Are u okay? Sehat kan Dino? Gak lagi sakit kan? Kalo sakit bilang Din, yuk kita pulang."

Dino malah narik tangan gue terus dituntun ke dadanya, ini degup jantungnya udah gak karuan tapi dia gak tau aja detak jantung gue udah kayak organ tunggal.

"I love you, Kak." Ucap Dino tiba-tiba, gue bukannya seneng tapi malah ngakak.

"Iya Din, I love me too." Jawab gue.

"Kan, kamu selalu jawab gitu kalo aku bilang I love you. Serius dikit dong."

"Serius-serius amat sih? Kamu kenapa sih Din? Tumben jadi kayak gini?" Tanya gue, berusaha serius soalnya muka Dino udah gak enak banget, takut doi ngambek, masalahnya di mekdi gak ada balon.

"Serius-serius amat sih? Kamu kenapa sih Din? Tumben jadi kayak gini?" Tanya gue, berusaha serius soalnya muka Dino udah gak enak banget, takut doi ngambek, masalahnya di mekdi gak ada balon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I love you." Dino mengulang ucapannya, "iya, I love you too, Din." jawab gue serius, sesuai permintaannya.

"Nah gitu dong." Ucap Dino dengan wajah sumringah, "Aku bukan anak kecil lagi ya Din, mulai sekarang aku gak mau manggil kamu kak, aku bakal omelin kamu kalo kamu salah." Lanjutnya, gue sih cuma mandangin muka serius Dino aja sambil nahan gemes.

"Jawab kalo aku lagi ngomong." Ucap Dino lagi..

"Iyaaaaaaa, sayang." Ledek gue, percaya sama gue abis ini pasti dia balik ke mode bocilnya.

"Ah kamu mah, harusnya aku yang bilang gituuuuuuu." Dino mulai manyun. Aduh tolong ini gue gak kuat rasanya mau cubit pipi Dino soalnya gEMESIN BANGET.

"Kamu aja masih lucu gini, gimana bisa aku berenti buat gemes gemesin kamu sih?" Protes gue, Dino malah makin manyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu aja masih lucu gini, gimana bisa aku berenti buat gemes gemesin kamu sih?" Protes gue, Dino malah makin manyun.

"Lagian ada angin apa? Tumben ngomong yang aneh-aneh?" Tanya gue akhirnya.

"Ya aku sebel aja kalo diledek sama temen, laki-laki kok pacaran sama kakak kelas sih? Atau yang lebih dewasa pasti kak Dinda kan? Sama Kak Dinda kok mau ya pacaran sama Dino, kan Dino ambekan? Selalu kayak gitu, aku capek dengernya." Jelas Dino panjang lebar, gue angguk-angguk kepala.

"Ya kamu bilang dong ke mereka, jelasin keadaan sebenernya, kita pacaran juga kayaknya lebih banyak aku yang ngambek, terus juga kamu yang lebih dewasa, harusnya kamu tunjukkin juga sikap dewasa kamu ke mereka, gak cuma ke aku." Jawab gue, Dino bukannya baik malah makin manyun.

"Tuh kan, kamu yang lebih dewasa dibanding aku." Omel Dino.

Heol,

Gue kudu gimana.

"Terus maunya kamu gimana?"

"Kita harus lebih serius."

"Serius gimana?"

"Iya, hubungan kita harus lebih dewasa."

Gue diem.

Terus Dino cuma








































































"( ͡° ͜ʖ ͡°)"








A/n :

Btw, aku buat cerita baru. Ayo mampir!

Adik Kelas [Dino]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang