Pagi ini adalah hari yang cerah untuk memulai kegiatan, oleh sebab itu Angel sangat tidak sabar untuk memulai harinya.
"Ma, Pa, Angel langsung pergi ke sekolah sekarang ya?" pamitmya. Orang tuanya mengangguk. Angel tidak diantar ke sekolah, Angel lebih memilih untuk pergi sekolah sendiri agar tidak terlalu merepotkan orang tuanya.
Mobil Angel bergerak meninggalkan halaman rumahnya, bergabung bersama kendaraan lain di jalanan yang cukup luas. Perjalanannya ke sekolah ditemani lagu terbaru Harry Styles yaitu Sweet Creatures, lagu yang akhir-akhir ini menjadi lagu favoritnya.
Tiba-tiba di depannya terjadi kecelakaan dan dalam sekejap jalanan menjadi macet. "Aduh, jangan macet dong, masa gue telat gini?" gerutunya.
Angel sesekali melihat jam dan jalanan, berharap kemacetan ini dapat berlalu dengan cepat. Tapi harapannya tak berjalan sesuai keinginannya, jalanan masih dengan kemacetan yang sama. Sialnya, bel masuk sebentar lagi berbunyi.
"Oke hari ini benar-benar terlambat.." katanya pasrah.
Sebuah motor melewatinya dengan cepat. Sekilas Angel melihat orang yang mengendarai motor itu memakai seragam yang sama dengan yang digunakannya. Berharap orang tersebut juga terlambat sehingga kalaupun dia akhirnya dihukum, dia tidak sendiri.
Saat melihat celah yang bisa dilewati, Angel langsung saja mengambil celah itu dan dia berhasil melewati kemacetan yang menyebalkan tadi. Angel menyetir kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Akhirnya dia sampai di sekolah bersamaan dengan hampir ditutupnya gerbang masuk sekolah. Angel menurunkan kaca jendela, dengan wajah memelas berkata, "Pak, jangan tutup dulu dong. Saya masuk dulu, baru bapak tutup."
"Gabisa. Kamu sudah terlambat."
"Yah, Pak. Saya juga gamau terlambat kali. Tadi tiba-tiba ada kecelakaan, jadi macet, terus saya gabisa jalan. Masa bapak gamau bantu saya?" ujar Angel berusaha menjelaskan kondisinya.
Pak satpam menghela nafasnya dan akhirnya membukakan pintu gerbangnya. "Makasih ya, Pak." Pak satpam mengangguk.
Angel memarkirkan mobilnya dan buru-buru berjalan masuk ke kelas. Tiba-tiba ada laki-laki yang menyenggolnya sehingga dia terjatuh. "Aduh, lain kali hati-hati dong." Laki-laki itu berjalan cuek meninggalkannya, tanpa mengatakan sepatah katapun, apalagi membantunya dan malah sibuk dengan earphone yang digunakannya.
"Apa-apaan itu?!" Angel tidak terima. Tapi waktu seakan mengetuk kepalanya dengan keras dan membuatnya tersadar dan segera berlari masuk ke kelasnya.
Tok! Tok!
"Bu, maaf saya terlambat."
Kali ini, untungnya Bu Emi memberinya toleransi, karena setaunya Angel bukan anak yang suka melanggar peraturan dan ini baru pertama kalinya. Angel benar-benar bersyukur menjadi anak baik-baik yang tidak suka melanggar peraturan.
"Lo kenapa terlambat segala sih?" tanya Tania, sahabat baiknya.
"Tadi macet gitu, ada kecelakaan," jelasnya. Selanjutnya tak ada percakapan di antara keduanya, karena sama-sama sibuk mendengar penjelasan bu Emi.
Tiba-tiba kepala sekolah dan anak laki-laki masuk ke dalam ruangan kelas. "Hah itu kan cowok tadi? Ngapain di sini?"
Tania menatap Angel heran. "Lo kenal dia? Dia kan murid baru?"
Angel mengangguk-angguk paham. Pantas sikapnya begitu, sok cool dan sangat tidak ramah, ternyata murid baru. "Gue ga kenal dia, tadi cuma ketemu aja di depan gedung."
Setelah mengantar murid baru tadi, kepala sekolah langsung pergi meninggalkan kelas. Bu Emi kembali ke dalam kelas dengan cowok tadi. "Hari ini kita kedatangan murid baru." Bu Emi meminta cowok itu untuk memperkenalkan dirinya.
"Zidane. Zidane Ezekiel."
"Sudah?" tanya Bu Emi. Zidane mengangguk. Bu Emi mempersilahkan Zidane duduk di bangku yang kosong.
Zidane duduk tepat di belakang Angel. "Hai, Zidane. Gue Angel, kita ketemu di depan tadi." Zidane tak menjawab, malah menatapnya dengan tatapan tidak peduli.
"Oh astaga bahkan dia ga bersuara sama sekali? Yang benar saja!" gerutunya.
Bu Emi beberapa kali menanyakan pertanyaan saat menangkap Zidane sedang sibuk sendiri, tetapi Zidane selalu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Benar-benar anak ajaib.
"Dia pinter makanya sombong ya?" gumam Angel pelan.
"Kalau temenan sama dia gimana ya? Kayaknya ga seru," gumamnya lagi. Tania yang duduk di sebelahnya melirik Angel bingung dan bertanya-tanya ada apa dengan sahabatnya itu karena sedaritadi sibuk bicara dan merespon seorang diri.
"Lo ga gila kan, Angel?" tanya Tania memastikan.
"Enggak lah, masih waras gini," jawab Angel galak.
"Ya kan gue gatau, abis daritadi lo ngedumel sendiri, padahal Bu Emi lagi sibuk jelasin. Belum kena lempar penghapus papan tulis aja lo tuh."
Angel meringis. "Gamau ih, pasti sakit tau."
"Makanya diam, fokus dan perhatikan."
"Iya bawel. Mama gue juga bukan lo," protes Angel.
***
Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment-nya ya, saran dan kritikan kalian juga sangat dibutuhkan, buat lanjutin cerita lain!😉
Sincerely,
Fiona
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coldest Boy
Teen Fiction"Lo bukannya terlalu bawel buat ukuran cewek sejenis lo?" tanya Zidane, cowok yang mendapat julukan pangeran es karena sikap dan sifatnya. "Terus lo? Bukannya lo terlalu dingin buat cowok sejenis lo?" tanya Angel, satu-satunya cewek bawel yang bisa...