25

19.8K 733 12
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan Zidane dan Angel. Mereka menyetujui tawaran beasiswa Juilliard School. Sepertinya bukan hanya Zidane dan Angel, tapi juga Tiana yang menemui bakat barunya di bidang musik. Selain itu, dia juga menemukan jodoh yang ditakdirkan untuknya, Alexi.

Seharusnya penerbangan mereka kemarin. Tapi kemarin Zidane mendapat kabar baru, Zidane memiliki adik perempuan. Sehingga penerbangannya ditunda.

Adiknya itu diberi nama Caithlyn Ezekiel. Adiknya cantik sekali. Bulu matanya panjang, bibirnya tipis, benar-benar mirip dengan Zidane.

"Zidane jaga diri baik-baik di sana ya? Kalau bisa pulang, pulang kesini. Oke?" Zidane mengiyakan perkataan ayahnya.

"Zidane sering-sering pulang, biar Caithlyn bisa sering ketemu sama kakak laki-lakinya." Zidane mengangguk cepat.

Zidane menggendong adik kecilnya itu. "Caith ga boleh nakal ya? Bang Zidane sayang banget sama, Caith. Kalau ga karena kuliah kita pasti bakal sering sama-sama." Zidane mencium adiknya, adiknya tertawa kegirangan.

Zidane mengembalikan Caithlyn ke gendongan ibunya. Setelah berbicara beberapa saat, Zidane dan yang lain ijin check-in. Yang lain melambaikan tangannya.

***

"Zidane sekarang naik pesawatnya udah ga sendiri dong? Udah ada temen." Zidane mengangguk.

Jari tangan Angel menyatu dengan jari tangan Zidane. "Jangan lepas ya. Gue suka pegangnya, tangan lo kecil. Enak dipegang." Angel menatap Zidane sinis.

"Udah dong pacarannya. Kalian jahat banget," protes Tania.

"Iya deh iya, maaf."

"Zidane, lo tau ga pemikiran Angel tentang pertama kali ketemu lo?" Zidane menggeleng. Angel menatap Tania dengan tatapan jangan-ngomongin-itu.

"Dulu Angel itu gasuka banget sama lo. Bahkan dia sering jelek-jelekin lo. Tapi kayaknya jadi suka sekarang. Memang hebat ya, cinta itu bisa buat benci jadi suka." Angel menatap Tania seakan-akan ingin menerkamnya dan Tania hanya mengangkat kedua jarinya membentuk V, mengisyaratkan untuk mengajak damai.

"Oh dulu lo gasuka sama gue? Sekarang kok bisa suka gini?" goda Zidane. Angel bungkam.

"Udah deh gapapa. Gue maafin kok." Zidane mengalihkan pandangannya, menghadap Tania, "makasih ya, Tan,
lo udah kasitau gue."

Tania menceritakan banyak hal kepada Zidane dan Angel hanya bisa menutup wajahnya menahan malu saat Tania menceritakan yang agak memalukan tentangnya. Intinya, Angel benar-benar kesal dengan dua makhluk yang ada di sebelah kiri dan kanannya.

***

Mereka sudah duduk di apartemen sambil meregangkan otot-otot mereka. Perjalanan jauh mereka membuat mereka sangat kelelahan.

"Kamarnya kan di sini ada tiga. Kalian berdua pilih aja mau kamar yang mana, kamar gue yang di tengah-tengah itu."

"Angel, emang gapapa ya cowok sama cewek tinggal di apartemen yang sama?" tanya Tania kepada Angel.

"Gue denger loh lo ngomong apa." Tania menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tenang aja kali, gue ga bakal apa-apain lo pada. Lagian juga gue ga di sini, gue di apartemen sebelah."

"Tadi katanya kamar yang di tengah kamar lo?"

"Iya, emang kamar gue. Gue mau kasitau aja, jangan masuk kesitu. Biar kalian tau itu kamar gue." Tania mengangguk paham.

Setelah mengisi perut mereka yang sudah demo, Zidane pindah ke apartemen sebelah dan menyimpan barang-barangnya ke tempat yang disediakan.

Zidane memutuskan untuk membersihkan diri dan tertidur setelahnya. Zidane mempersiapkan tubuhnya untuk melanjutkan petualangan barunya. Kalau Angel menyebutnya dengan new journey.

***

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment-nya ya, saran dan kritikan kalian juga sangat dibutuhkan, buat lanjutin cerita lain!😉

Sincerely,
Fiona

My Coldest BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang