1.1

13.5K 1.5K 279
                                    

Jungkook membuka pintu ruangan tersebut. Dilihatnya sekeliling practice room. Hanya ada dirinya dan Jin.

Ada Yoongi sebenarnya, tapi tidur di pojokan. Ngga usah dianggep ada juga ngga papa.

"Hyung. Aku mau curhat"

"Sori, bukan mamah dedeh"

Jin tidak mengalihkan pandangan dari cermin dan tetap mengoleskan krim wajah yang ia dapat dari endorse. Yang katanya bisa memutihkan layaknya artis korea.

Mendengar jawaban hyungnya, Jungkook mempoutkan bibir kesal. Dan detik berikutnya, ia memberi Jin back hug.

"Tapi mamah Jungkook"

"Dih"

Kelakuan maknae itu benar-benar membuatnya risih hingga mau tak mau Jin berbalik, menatap JK malas.

"Paan?"

"Udah tau kan aku sama Sinb dijodohin?"

Jin mengangguk. Dia tiba-tiba antusias.

Saat JK bertengkar dengan Taehyung di kamar Jimin beberapa hari lalu, ia memang membeberkan seluruh rahasianya pada Taehyung dan Jimin.

Walaupun Tae sudah tahu alasan dibalik hubungan JK dengan Sinb, sifat kekanakannya tak pernah bisa dilawan. Yang ia inginkan hanyalah hubungan keduanya berakhir.

Dan sebagai lapak curhat, Jin rasanya harus tahu tentang ini. Makanya Jungkook memberitahunya lewat Line kemarin.

"Aku bingung hyung"

"Terus gimana? Masa kamu mau nikah sama Sinb, terus kita ngga jadi debut gara-gara kamu sama Tae gak akan pernah akur seumur idup?"

Membayangkan itu semua membuat Jin menutup wajah dengan tangannya, ia amat frustasi karena permasalahan ini bisa saja merenggut mimpi seluruh member yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun hanya untuk debut.

"Bukan gitu"

"Terus?"

Sekarang gantian Jungkook. Ia menunduk dan menarik nafas dalam-dalam.

Kenapa urusan jodohnya sendiri bahkan diatur oleh orang lain?

Kalau menurut Jin sih, itu resiko jadi anak CEO. Kayak di drama yang sering dia tonton. Mesti dijodohin cuma buat kepentingan bisnis.

"Aku disuruh cari pengganti Sinb"

"What?"

Jin bertepuk tangan layaknya anjing laut sirkus. Ia senang, setidaknya masih ada harapan untuk menyelesaikan masalah ini.

Tapi dongsaengnya itu tetap saja tertunduk, tidak merasa mencari pengganti macam itu adalah solusi yang paling baik.

Masalahnya, dia tidak dekat dengan gadis manapun saat ini, kecuali..

Dan ketika itu pula, senyum miring Jin terulas.

"Ada Lisa kan?"

"Kok tau Lisa?"

Ia menunjuk Jin dengan heran. Nama itu bahkan tak pernah keluar dari mulutnya selama ini.

"Jisoo tuh tetangganya Lisa. Aku juga liat pas kamu keluar dari rumah Lisa"

"Oh, itu"

JK mengingat kejadian hari itu. Dia memang tahu Jisoo adalah pacar Jin. Tapi kenapa harus tetangganya Lisa? Dunia memang sangat sempit.

'ketauan kan..'

Bolehkah ia berharap untuk hidup bebas tanpa pengawasan sedikitpun? Jika sudah seperti ini, Jin pasti akan mengawasinya lewat pacarnya itu. Dan itu membuat Jungkook tak nyaman.

TEH KOTAK ; LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang