Cacian semena-mena kerdilkan sepi
Teriak, membawa ke dalam ringkih
Terseok dihujami irama belati
Gaung melodi pekakkan indra
Tulikan semesta terus dianiaya
Wisa lumpuhkan dalam tiarap
Hingga logika lupa caranya berharapJika kejam adalah simbol
Mengapa makimu tak telak bersembunyi?
Jika kriminal adalah bukti
Mengapa dirimu tak di balik sebuah jeruji?Kelam setitik adalah sorot opini
Putih dominan katanya ilusi
Bayang hati tertutup duniawi
Manusia di balik kungkungan konspirasiPercuma, klarifikasi takkan merubah persepsi
Karena sang mata lapar dahaga
Telah menentukan objek wicara
Hingga mereka terpuaskan
Dan para korban jatuh dalam nistaTerpuruk, terluka
Menjamah benci sendirian
Bangkit di antara ribuan hunusan hina
Hujat yang tak serta merta mereda******
April 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sang Pemimpi
PoetrySelamat datang di dunia yang bertabur gemerlap aksara. Persembahan dari seorang yang mempunyai banyak mimpi, namun terlalu banyak luka yang menghalangi. Terima kasih teruntuk kalian yang sudah menjadi inspirasi bagiku untuk menulis puisi-puisi ini. ...