•
•
•
Menatap nyata pada semesta
Realita mengiris jiwa-jiwa yang peka
Peduli akan ambang kehancuran nan menyapa
Tapi pada mereka, yang hanya berkutat dengan maya
Hidup melihat surga dunia, tidak peduli alamnya sudah lapuk dibabat usia
Atau pula digunduli para kerabat muka dua
Hari ini sudah begini, besok dan lusa apalagi
Apatis menguasai logika, simpati mati!
Tiada lagi tegur sapa dengan bumi pertiwi
Menatap terpaku pada layar persegi
Tak peduli negerinya dalam tirani
Hidup melarat berjibaku anarki
Akankah 100 tahun lagi dunia ini masih kokoh?
Sedangkan masa ini lapuk telah siap meroboh
Penghuninya telah diperangkap pikir bodoh
Tameng mentalnya sungguh bokoh
Tak patut dicontoh, bisanya hanya mencemooh
Akankah 100 tahun lagi hijau tetap menyeluruh?
Atau rata habis menjadi debu?
Dan mereka masih mendungu
Terhipnotis dalam dunia abu-abu
Kala mereka sadar, semesta telah lenyap terbawa waktu
(BJM'17, @Veliya_L)
-----------------------------------
Ohayo, lama tak jumpa. Maafkan kesibukan yang selalu menyapa. Mungkin selanjutnya puisi-puisi aku bakalan lebih sering dipost di IG, tapi kalau ada waktu juga bakalan diangkut ke wattpad kok. Thank you. 😀
Salam manis untuk kalian yang tak pernah kulihat ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Sang Pemimpi
PoesiaSelamat datang di dunia yang bertabur gemerlap aksara. Persembahan dari seorang yang mempunyai banyak mimpi, namun terlalu banyak luka yang menghalangi. Terima kasih teruntuk kalian yang sudah menjadi inspirasi bagiku untuk menulis puisi-puisi ini. ...