12

13.9K 687 17
                                    

"Percayalah kalau kebahagiaan bukan ada di pundak mantan. Bukan pula di hubungan yang sudah tutup buku itu. Kebahagiaan itu ada dalam diri kita sendiri. Kita yang menciptakan kebahagiaan.Sayang sekali memori dalam otak kita tidak bisa dihapus secara permanen. Terima kenyataan itu. Tapi perlakukanlah hanya seperti album kenangan, tidak lebih. Ada teori yang mengatakan semakin kita berambisi melupakan sesuatu, justru semakin sulit melupakannya karena si 'sesuatu' itu terus-terusan kita hadirkan dalam pikiran kita meskipun dengan embel-embel 'lupakan'. Terus, harus bagaimana donk? Lanjutkan ke poin berikutnya hehe...Temukan attachment figure lain. Eits, jangan diartikan mencari pasangan baru. Tak usah terburu-buru soal itu. Attachment figure ini bisa saja sahabat atau keluarga. Ingat ya, mantan kita bukan satu-satunya orang yang dekat dan memberikan dukungan kepada kita.Kurangi intensitas bersama mantan. Apalagi malah menjadikan teman curhat dan berbagi kisah hidup. Lha, apa bedanya dengan tetap menjalin hubungan dengan dia? Kecuali kita sudah yakin kalau kita telah sukses melalui masa moving on. Masih satu sekolah, kampus atau kantor dengan mantan? Tidak masalah selama kita tetap menempatkan diri sebagai pribadi yang tidak punya ikatan lagi dengan mantan.Masih lihat-lihat statusnya di Facebook, foto terbarunya di Instagram atau serius menyimak lini masanya di Twitter? Selain buang-buang waktu, ke-kepo-an itu akan berujung gagal move on akut. Punya soundtrack dengan mantan atau film spesial? Segera perbaikiplaylist musik dan koleksi film. Akan lebih bagus jika musik dan film yang menyemangati, bukan malah yang menyek-menyek.Tetap jalani kehidupan rutin kita seperti biasa. Tidur cukup, makan tepat waktu dan berkualitas, dan rutinitas menyehatkan lainnya akan membantu kita melewati masa galau. Ya, slogan ‘dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat’ bukannya main-main. Lupakan anggapan kalau dengan menambah pekerjaan dan kesibukan akan mengalihkan pikiran kita. Jalankan sesuai porsinya karena, sekali lagi, badan yang sehat membuat pikiran kita lebih positif, selain juga pekerjaan dan kesibukan yang terlalu banyak akan mengurangi kuantitas dan kualitas interaksi dengan orang lain.Terakhir, cari bantuan profesional. Terutama jika gagal move on yang kita alami sudah sangat mengganggu dan menahun. Ada beberapa dari kita yang sulit menemukan sendiri tiang untuk berpegang saat kita jatuh, kekuatan yang sebetulnya ada dalam diri kita. Siapa tahu konselor atau terapis bisa membantu.
Ok, selamat mencoba dan semoga move on-nya sukses! Hidup kita terlalu berharga untuk dilalui hanya dengan menangisi masalah lalu!"

Begitulah sang ustadzah halimah memberikan kultum setiap hari jumat

Embun yang mendengar tausyah itu,merasa sangat beruntung karena ia tak pernah pacaran. Tapi ia sempat dekat dengan orang yang ia sayang,sudah seperti pacaran. Dan rasa move on nya itu susah banget.

Flashback on

8 bulan yang lalu.

Saat embun menerima raport nya ia mendapat nilai yang anjlok. Embun merasa sedih dan kecewa dengan dirinya sendiri. Embun sudah berjanji sama ayahnya bahwa ia akan masuk 3 besar. Tapi kenyataan tidak sesuai harapan, 3 besar? Bahkan 10 besar pun tidak sama sekali.

Seharian embun menangis dikamar karena melihat nilai jelek di raport nya.

Belum lagi masalah move on dari kahfi? Gibran yang pergi? Dan sekarang?! Nilai raport yang anjlok.

3 hari embun tidak keluar kamar. Sampai orang orang satu rumahnya ketakutan.  Dan setelah pintu didobrak rupanya embun mengalami overdosis obat tidur.

Ia pun dilarikan kerumah sakit dan dirawat selama seminggu. Dan dalam seminggu itu,6 hari embun koma.

Saat ia koma,ia seperti melihat wanita cantik yang wajah nya bersinar selalu tersenyum ramah dihadapannya. Ditempat yang dingin dan sunyi seperti itu,hanya ada embun dan wanita cantik itu. Saat wanita itu ingin memasuki sebuah pintu embun ingin mengikutinya. Tapi sayangnya embun dilarang oleh wanita itu,karena embun tidak menyayangi dan merawat apa yang allah berikan kepadanya. Yap! Embun tidak dibolehkan masuk karena ia hampir melakukan bunuh diri, perbuatan yang allah benci!. Saat wanita itu meninggalkan nya suasana berubah jadi mencekam lalu embun menangis sekuat tenanga. Dan akhirnya dia terbangun dari komanya

Semenjak saat itu,embun berubah drastis. Dan ia membujuk bundanya untuk mengurus surat pindah sekolah.

Dan sekarang embun menghabiskan masa kelas 12 nya di sebuah pesantren ternama dikotanya yang bernama pesantren Al Fatah.

Flashback  off

"Embun azzahra hafalan mu sudah berapa?" tanya ustadzah ifah,ustadzah pendamping nya.

"Alhamdulillah sudah masuk juz 23 ustadzah" jawab embun sambil tersenyum

"Wah kamu cepat ya nak menghafalnya,semoga allah memberkahi dan memberi rahmat kepadamu" jawab ustadzah ifah.

"Aamiin ustadzah" jawab embun

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kahfi POV

9 bulan berlalu setelah kejadian itu. Aku masih merasa bimbang dengan keputusanku. Ternyata embun juga mencintaiku. Alasanku menjauhinya karena ia tidak selalu ada saat aku butuh kan. Tapi bagaimana bisa dia selalu ada? Sedangkan aku tak pernah cerrita sedikit pun tentang masalah hidupku.

Dan zeynab. Aku memang menyukainya,karna ia wanita yang lembut,pintar,periang,perhatian,peka,dan shalehah. Itu adalah tipe wanita kuimpikan, tapi walaupun begitu aku juga tidak bisa berbohong. Aku juga punya rasa cinta pada embun walaupun tidak sebanyak perasaan ku pada zeynab. Jahat? Kalian tidak akan mengerti diriku kalau kalian tidak diposisi ku.

Selain aku menyukai zeynab. Orang tuaku dan zeynab bersahabat. Jadi kami berdua pun dijodohkan setelah orang tua kami tau,kami sangat dekat.

Jika zeynab lulus aku akan segera melamarnya. Dan kami akan menikah setelah aku mendapat gelar s1 dibidang hukum. Aku termasuk mahasiswa berprestasi. jadi hanya butuh 2 tahun untuk menyelesaikan s1. Setelah menikah,aku akan melanjutkan pendidikkan S2 ku.

Walaupun aku sudah merasa bahagia dengan zeynab. Tetapi tetap saja rasa bersalahku pada embun menyelimuti hatiku.

Embun,kamu apa kabar?


•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Gibran POV

KAMU

APA KABAR?

Itu adalah pertanyaan yang sering berputar dikepalaku. Apa kabarnya, bagaimana dia?. Sebenarnya jika ingin tanya kabarnya itu sangat mudah. Aku bisa saja tanya melalui melody atau bulan. Karena mereka adalah adik sepupuku.

Tapi,apakah buku dari ku sudah dibacanya ? Aku berharap dia sudah membacanya. Buku itu kutuliskan sedikit kata motivasi,semoga saja ia membacanya. Aku juga meminta jika aku terlintas difikirannya,tolong tuliskan apa yang ia fikirkan tentang ku dibuku itu. Jika kami memang berjodoh,maka nanti akan kubaca didepannya agar dia tersipu malu.

"Ah! Astagfirullah" ucapku.

Aku sudah mulai memikirkan hal hal yang jauh.

Aku kuliah di Istanbul ,Turki. Di Istanbul University jurusan manajemen ekonomi. Untuk melanjutkan perusahaan ayah dan kakekku maka dari itu aku mengambil jurusan itu.

1 tahun lagi insya allah aku akan mendapat gelar S1. Lalu aku akan mengambi pendidikkan S2 di sini juga selama 2 tahun.

Setelah itu aku akan pulang ke indonesia dan mengkhitbah Embun. Insya allah jika allah menghendaki.




Sedekat Nadi Sejauh Matahari [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang