30. Lomba

11.3K 542 29
                                    

"Ayah, bunda, kakek, nenek, kakak. Doain Embun yah, supaya lancar lancar lomba nya. Ntar kalo Embun menang, Embun jamin makan kesukaan kalian deh" kata Embun dengan semangat.

"Benaran yah, awas nggak" ancam Hikam sambil mengusap kepala Embun kasar

"Kakak! Nanti berantakan lagi tau" kesal Embun sambil mencibirkan bibir nya

"Kok kamu jadi mudah sensi sih sekarang? Mentang mentang udah gak jadi ibu" jawab Hikam, dengan maksud bergurau

Embun yang mendengar itu merasakan hatinya tertohok, ia kembali mengingat Abyan. Sudah hampir 3 minggu berpisah dengan Abyan menurut Embun waktu yang lama. Bagaimana tidak, Abyan sudah mengisi hari hari nya kurang lebih 2 tahun.

Walaupun begitu, Embun tetap berusaha menerima keadaan. Menurutnya, ini sudah takdir Allah, ia tidak mau menolak takdir Allah karena jika ia menolak takdir Allah, ia tidak akan hidup tenang.

Tapi hari ini, saat Hikam berkata seperti itu. Rasa rindu dihati Embun yang berusaha ia simpan dan hanya di umbar nya saat berdoa pun seperti ingin meledak sekarang.

"Dek.. Maafin kakak " kata Hikam sambile memohon kepada Embun.

"Iya kak gapapa kok, aku ngerti. Aku juga ngerasa perubahan sama diri aku semenjak gak ada Abyan" jawab Embun sambil menatap kosong ke arah taman depan rumah nya

"Ekhmmm! Ya udah ini sejam lagi lomba nya mulai. Ayo kita berangkat sekarang" kata Dahlia, bunda Embun. Sambil mencari kan suasana.

Mereka pun berangkat ke arena perlombaan. Dengan menempuh perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya mereka sampai.

Para peserta langsung memasuki arena, sebelum itu peserta disuruh mengisi daftar hadir. Setelah Embun mengisi daftar hadir ia langsung menuju kandang Pisca,kudanya. Dan membawa nya ke dokter hewan yang sudah di sediakan di tempat perlombaan.


"Seluruh peserta perlombaan diharapkan memasuki arena pacuan kuda 5 menit dari sekarang"

Embun yang mendengar host berbicara segera menuju ke arena pacuan kuda.

Setelah Embun sampai, ia dan Pisca segera menempati urutan yang sudah disediakan. Walaupun dapat urutan belakang, tapi itu tidak menyurutkan semangat Embun sama sekali.

Sejenak Embun kembali mengingat Abyan.

Tiba tiba

"Satu"

"Dua"

"Tiga"




Prittttttttttt




Embun yang terkejut mendengar peluit tanda pertandingan mulai pun, bergegas memacu kuda nya agar dapat mengejar ketertinggalan nya

Keluarga dan sahabat Embun sudah duduk di tribun yang di siapkan tidak jauh dari arena pacuan kuda sehingga teriakkan demi teriakkan terdengar jelas di telinga para peserta.

Setelah 5 menit

Semula Embun berada di urutan 30 dari 32 peserta. Sekarang ia sudah sampai di urutan 12. Sedangkan finish masih 5 putaran lagi. Jika ia tidak segera menempati urutan awal ia akan mundur.

Embun pun semakin mempercepat pacuan kuda nya. Sekarang Embun sudah berhasil naik ke urutan 4. Semua orang meyorakki Embun denga bangga. Karena kehebatannya memacu kuda.

Sedekat Nadi Sejauh Matahari [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang