Extra Part : Tercyduk Abyan

12.7K 571 30
                                    

" kak, aku mau bilang sesuatu. Mungkin cerita ini gak berlaku lagi, tapi aku pengen banget bilang ke kakak " ucap Embun pada Gibran.


Kali ini mereka sedang bersantai di balkon kamar setelah sibuk memisahkan pertengkaran kedua putri mereka.

Yap, 3 tahun lalu Embun kembali melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Bernama, Aisyah Nur Albayezeid. Dua tahun sesudah melahirkan anak kembar.


" silahkan sayang " jawab Gibran dengan lembut.

" jadi gini "



Flashback on




" kalian semua diharapkan membuat sebuah surat untuk kakak osis didepan. Terserah siapa dan ungkapan apa. Mau benci, suka, cinta, kesal dan lain lain " ucap Dina selaku wakil ketua osis.


Akhirnya seluruh murid kelas 10 membuat sebuah surat. Embun memutuskan membuat sebuah surat dengan ungkapan kagum.
Melody dengan ungkapan kesal, dan Bulan dengan ungkapan benci. Seluruh murid kelas 10 diberi waktu dua jam untuk membuat surat.


Jika selesai lebih dulu bisa langsung memberikan surat kepada kakak osis yang dituju.

Diantara mereka bertiga, ternyata Melody selesai lebih dahulu, disusul Bulan dan terakhir Embun. Mereka bertiga dapat menyelesaikan surat dalam waktu 30 menit saja.

Mereka bertiga pun memutuskan maju kedepan tempat kakak osis berkumpul. Tentu saja semua anggota osis membalikkan badan dan mendadak senyap.


" kalian mau kasih surat ya? Coba kalian kasih ke orangnya langsung " perintah Dina.


Melody pun dengan gugup memberikan kertas itu kepada Aldo.

Lalu Bulan menyusul dengan memberikan kertas ke Andre ketua organisasi Paskibraka.

Lalu terakhir Embun, ia lama berdiri sambil celingukan dan menggenggam kertas erat erat.


" kamu mau kasih ke siapa ? " tanya Dina.

" itu kak, saya mau kasih ke abang osis. Tapi saya gak tau namanya " ucap Embun polos.


" kenapa bisa gak tau sih. Yaudah kamu ingat orang nya? " tanya Dina.


" sedikit kak " jawab Embun.

" coba tunjuk " pinta Dina.

Embun pun memicingkan matanya mencari keberadaan osis yang ia maksud.

Tiba tiba dua orang pria dengan menggunakan baju basket muncul dari pintu aula dengan nafas terengah engah.

Semua mata tertuju pada dua orang pria tersebut. Termasuk Embun. Namun keadaan aula tiba tiba riuh karena Tasya, salah satu anggota MPK jatuh pingsan didekat pintu aula karena Tasya berjaga di pintu Aula. Embun yang semula mengembangkan senyum karena mendapati pria yang dimaksud seketika senyumnya berubah karena melihat adegan didepan matanya.

Kakak osis yang ia kagumi dengan sigap memeluk Tasya yang terjatuh. Surat yang ditangan Embun pun terjatuh. Embun memilih menundukkan kepala dan menyingkir dari keramaian. Terekam jelas bagaimana ekspresi panik dari pria itu dimata Embun. Pria yang bahkan belum sempat ia ketahui namanya.


Embun memilih pergi dari aula. Karena ia tak mau melihat adegan tadi.

' Ntah kenapa, mungkin perasaan yang masih labil. Dimulut mengatakan sekedar kagum. Tapi kalau melihat orang yang dikagumi perhatian dengan orang lain rasanya sakit. Dasar Embun! ' batin Embun.


Setelah kejadian itu Embun tidak mau mencari tau lebih lanjut tentang pria itu. Sampai ia lupa moment menyakitkan itu.


Flashback off




" orang itu kakak " ucap Embun sambil tersenyum.

Sedangkan Gibran terdiam, ntah mengapa walaupun kejadian itu sudah 10 tahun yang lalu tapi masih terekam jelas di ingatannya.


Tiba tiba Gibran berdiri dan menarik Embun agar ikut berdiri dari tempat duduknya.

Gibran langsung memeluk Embun.



" maafin aku karena buat kamu sedih waktu itu " ucap Gibran sambil menempelkan dagunya di bahu Embun.


" ya ampun sayang. " ucap Embun menahan tawa.

" santai aja kali kenapa sampai begini? " ucap Embun

" coba aja.... ahh! " ucap Gibran.

" kenapa sih kak? Kok jadi gini? Gak biasanya " ucap Embun


" aku nyesal aja, coba dari awal aku nyadar kalau kamu tu pengagum aku. Pasti kita bisa dekat dari dulu " ucap Gibran sambil merengek.

" ih! Lepas lepas! Aku bukan pengagum kakak kali. Ya udah kalo kita gak dekat buktinya kakak juga tetap suka sama aku " ucap Embun sambil menghentakkan kakinya berusaha lepas dari pelukan sang suami.


" Haha pengagum aku!! " ucap Gibran sambil mengeluarkan wajah mengolok nya

" ngaku aja deh ! Idih pipinya sampe merah segala. Jangan jual mahal lagi dong neng, udah jadi istri aku bertahun tahun juga kok masih malu " ucap Gibran sambil mengacak acak jilbab instant Embun.

Embun pun berusaha meraih pinggang Gibran, karena jurus andalan Embun adalah menggelitik perut Gibran. Kelemahan sang suami pasti istri tahu.

" gak kena! " ucap Gibran sambil menjolorkan lidahnya.

" cebol " ucap Gibran sambil menarik pet kerudung instan Embun sampai menutupi mata Embun.

Namun Embun tidak tinggal diam. Saat tangan Gibran ingin berusaha mengacak jilbab nya, Embun langsung menangkap tangan Gibran dan mencekal nya dengan kuat.

Setelah berhasil mendekat kan diri nya dengan tubuh Gibran Embun segera menginjak kaki Gibran dan menggelitik perut Gibran habis habisan. Membuat Gibran menjerit minta ampun

Namun karena tubuh Gibran tidak seimbang, Gibran pun tumbang diikuti Embun.


BRUKKKKK


" AAAAA!! " teriak mereka berdua karena kesakitan saat terjatuh. Walaupun Embun menimpa Gibran.

Mereka pun terdiam sesaat saling berpandangan.


Lalu ....

Mereka merasa ada yang mengawasi mereka. Dengan tatapan penuh kode kodean. Embun dan Gibran perlahan lahan menolehkan kepalanya dengan posisi tidak berubah.

Dan .....




" Umi ? Abi ? Dedek baru lagi? " tanya Abyan polos.



Assalamualaikum para readers! Ini dia extra part selanjutnya. Maaf cuma sedikit.

Hehe siapa suruh bergurau di balkon kamar dan gak dikunci jadinya kan anak mereka ngelihat, walaupun bukan adegan ' itu ' tapi lihat aja si Byan hampir terkontaminasi gara gara Embun dan Gibran!


Tungguin EP selanjutnya ya 😁😁. Maaf kalau lama dan sedikit.

Berikan vote dan komentar kalian agar author semangat menulis !

Senin, 28 Agustus 2017
Fillia Klarasinta Dwi Fauzi

Sedekat Nadi Sejauh Matahari [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang