32

858 41 0
                                    

"Yak apa yang kau lakukan?" Tanya Irene sambil menatap detektif Kim dengan tajam.

Detektif kim tersenyum miring. "Bukankah kau sudah tau?" Irene berdecih pelan dan mengangkat pistolnya.

"Aku tau kau mengetahui sesuatu tapi aku tidak berminat memaksamu untuk mengatakannya karena ini teka-teki mudah" tidak ada wajah khawatir kaget maupun takut tercetak pada wajah detektif Kim.

"Kau tau apa tentangku?" Irene berkata dengan ketus.

"Aku tau segalanya termasuk kau bukan hanya sekretaris Jimin tapi kau adalah adik angkat Jimin yang di pungut oleh Kim Junmyeon" Irene melebarkan matanya kaget mendengar perkataan detektif Kim.

"Jaga mulut sampahmu itu" Teriak Irene dan itu membuat detektif Kim tertawa.

"Turunkan senjatamu atau aku akan mengatakan hal yang bisa membuatmu bahkan tidak pantas untuk hidup" Irene semakin tajam menatap detektif Kim.

"Kau tidak mau menurunkan senjatamu? Baiklah aku katakan kalau kau adalah anak dari wanita ja-"

"CUKUP!"

DOR!

Detektif Kim dengan cepat menghindari tembakan dari Irene dan segera menendang pergelangan tangan Irene membuat pistol itu jatuh dan Irene meringgis kesakitan.

Tidak cukup dengan itu detektif Kim menarik tangan Irene, mengunci tangan itu sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa.

"Anak dari wanita jalang yang merupakan simpanan Kim Junmyeon" Irene menatapnya dengan wajah benci.

"Aku sangat membencimu Kim Myungsoo" kata Irene penuh penekanan. detektif Kim tertawa mendengar itu dan

BRAK!

"Akh" detektif Kim menghempas badan Irene dengan kasar sehingga tubuhnya menghantam meja kayu yang besar.

"Siap-siaplah kakakmu itu untuk membusuk di penjara" Detektif Kim segera keluar dari ruangan Jimin itu.

Drttt~

Hp Irene bergetar dan dengan segera Irene mengangkat panggilan tersebut.

"Halo irene? Kau baik-baik saja?" Suara Jimin nampak khawatir dari sebrang sana.

"Tidak terlalu, detektif tadi sedikit membuatku mati kutu karena perkataannya akh-"

"Yak kau kenapa?" Jimin sedikit berteriak disebrang sana.

"Sepertinya tanganku terkilir karena di tendang oleh detektif tadi"

"Bangsat! Berani dia berbuat kasar pada yeoja" suara Jimin terdengar marah.

"Sudahlah urus persembunyianmu, aku tutup dulu"

BIP!

@Daegu

"Yak yak! Jangan di matikan! Aaa~ sial!" Jimin mengehempas tubuhnya di sofa dan memijat keningnya pelan.

"Kenapa susah sekali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan?" Gumam Jimin dengan nada dingin.

"Aku tidak boleh berdiam disini saja setidaknya aku harus berbuat sesuatu" Jimin segera bangkit dari duduknya dan mengambil topi dan maskernya.

Dia berjalan keluar apartemen sambil membawa ransel hitamnya. Dia akan pergi ke Seoul untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Ternyata pilihannya untuk bersembunyi sangat salah.

Jimin segera memasuki bus tujuan Seoul, tak lama bus itupun berangkat menuju Seoul tanpa membuka masker dan topinya karena berita tentang Jimin menghilang sudah tersebar di berita dan orang-orang yang di Seoul maupun di manapun sudah mengetahuinya pasti.

Jimin terbangun saat bus berhenti di terminal, ternyata dia sudah sampai di Seoul dengan segera dia mengambil ranselnya dan berjalan keluar bus. Dia tau dimana tujuannya sekarang.

Jimin mengstop taksi, dia hari ini akan bertemu dengan seseorang yang sangat berpengaruh untuknya. Taksi berhenti didepan gedung yang tinggi dan mewah itu.

Jimin menginjakkan kakinya di gedung itu dan tanpa basa basi dia langsung naik kelift untuk datang di ruangan appanya.

Saat pintu lift terbuka dia bertemu dengan sekretaris appanya. Jimin tidak peduli dengan tatapan orang itu yang menatap Jimin curiga dia segera berjalan ke ruangan ayahnya.

BRAK!

Jimin membuka pintu itu dan membanting pintu itu kasar, ayahnya sedang bercumbu dengan seorang wanita jalang.

"Kau keluar lah" perintah Jimin pada wanita itu dan wanita itu melihat appa Jimin.

"Keluarlah sebentar" kata appa Jimin akhirnya, wanita itu keluar dan saat dia berjalan lewat Jimin, Jimin hanya berdecih pelan.

"Jaga mulutmu atau mati di tanganku" wanita itu bergidik ngeri dengan suara Jimin, dia tau kalau Jimin jadi buronan sekarang dan dia harus merahasiakan ini semua sebelum dia dibunuh oleh Jimin.

"Ada apa disini?" Tanya Junmyeon santai.

"Bantu aku" Ucap Jimin sambil mengehela napas.

"Apa? Hahahahaha" Junmyeon tertawa geli mendengar anaknya mengatakan itu, Jimin memutarkan bola matanya mendengar appanya tertawa.

"Aku serius, bantu aku untuk menghentikan kasusku" Junmyeon tersenyum.

"Aku sudah katakan padamu untuk berpikir dulu sebelum bertindak. Ini salahmu kau harus menanggungnya Jiminie" Jimin berdecih mendengar appanya yang sok bijak.

"Tidak ada gunanya berbicara denganmu" Jimin hendak berbalik untuk keluar.

"Aku akan membantumu tapi kau harus bekerja untukku" kata-kata Junmyeon membuatnya Jimin berhenti dan berdecih lagi.

"Lebih baik aku membusuk di penjara dari pada bekerja denganmu" Jimin mulai melangkah pergi.

"Kau yakin? Kalau kau tertangkap mungkin kau akan di penjara selamanya karena aku tau tuntutan keluarga Kim sangat berat untukmu dan juga Irene akan di ambil paksa oleh Kim Myungsoo karena aku tau apa rencana jahat Myungsoo dan satu lagi perusahaan ini mungkin akan bangkrut karena kau" Jimin menggepalkan tangannya dan berbalik menatap Junmyeon yang tersenyum miring.

"Baiklah" Jimin menghela napas. Baru kali ini dia kalah dari appanya.

TBC

Ini update terakhir ya soalnya besok UKK jadi mungkin minggu depan baru update lagi. Semangat ya bagi yang UKK jangan lupa vomentnya ya :v

Choose me - Kim Taehyung ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang