Aku tau setiap orang mempunyai suatu beban di dalam hidupnya, tak peduli beban apakah itu berat ataupun ringan tetapi mental lah yang menentukan orang itu mampu atau tidak.
Ada beberapa orang yang menyembunyikannya dengan segala hal positif, ada yang tenggelam didalamnya membuatnya menjadi seorang yang terpuruk. Namun, ada juga yang menutup diri sehingga setiap orang tidak mengetahuinya dan juga tidak akan mengetahuinya.
Aku memilih yang terakhir. Menjalani hari dengan setengah dirimu bagaikan remuk dan juga hati yang berkecamuk setiap hari adalah hal yang paling tidak aku inginkan dihidup ini.
1 tahun yang lalu aku merasa seperti hidup kembali. 1 tahun yang lalu aku merasa energiku terpenuhi dengan melihat caranya melakukan sesuatu.
1 tahun yang lalu bibir ini melengkung dan menciptakan senyuman yang tulus.Tetapi semuanya hilang seperti tertiup angin. Aku ingin protes dengan hidupku dengan keadaan yang sekarang aku alami. Bukankah semuanya tidak adil?
Aku tersenyum miris dan tidak ada niatan beranjak melihat gundukan tanah di depanku. Tidak ada air mata maupun kata-kata yang terucap sejak 1 jam yang lalu, hanya memandang dan mengingat nasibku.
"Hai" aku tersenyum miris lagi.
"Maaf aku terlalu banyak melamun tadi, hufft" mataku menatap sendu gundukan itu, merangkai kata-kata yang ingin aku sampaikan.
"Kau baik?"
"..."
"Aku tidak" aku menundukan kepalaku untuk menahan segala sakit yang ada di dadaku.
"Kau tau kenapa? Itu karna kau yang tinggal terlalu jauh dariku"
"Sooyoon-ah, aku tidak mau terlalu berbasa-basi. Aku sangat merindukanmu, sangat. Kau tau aku bahkan tidak memakan makananku karna terlalu merindukanmu"
"Kau tidak marah?" Aku mendengus geli.
"Tentu kau tidak marah Sooyoon, kau sangat jauh dariku sekarang"
"Bahkan kita berbeda alam"
Tetesan airmata kembali membahasi pipiku, sial! aku tidak mau menangis didepan Sooyoon namun hal ini membuat hatiku sakit.
"Boleh aku cerita?"
"Ah tentu saja boleh, bodoh sekali aku"
"Aku masih menyesal kenapa kau meninggalkan ku secepat ini, ah bukan aku saja tapi keluargaku keluargamu. Kau tau apa hal yang paling aku sesal lagi? Yaitu mengenalmu"
"Ini terdengar jahat namun kalau tau aku akan seterpuruk ini, kalau tau aku akan sehancur ini. Aku akan memilih untuk tidak mengenalmu, namun takdir terlalu jahat dia ingin melihatku tersiksa"
"Maaf ini membuatmu sakit mendengarnya, namun itulah yang aku pikirkan"
"Tetapi disisi lain aku beruntung mengenal wanita yang sekuat dan sebaik kamu, tidak ada wanita yang sepertimu tidak akan ada. Wanita yang tulus, polos dan menggemaskan"
"Sooyoon-ah, aku rindu"
Aku tidak dapat menahan airmataku yang mengalir begitu deras, aku berusaha menyekanya dan tersenyum didepannya.
Aku menyerah karna hatiku terlalu sakit untuk berkata lebih banyak, hatiku semakin tidak mengikhlaskannya.
Aku menaruh bunga dan mengelus nama yang tertulis di nisan tersebut. Aku berdiri dan kakiku terasa keram seperti tidak ingin meninggalkan tempat itu.
"Aku pergi"
Hanya kata itu yang mampu aku ucapkan dan berusaha menyeret kakiku untuk pergi dari tempat itu tanpa menoleh kebelakang dan juga berusaha menahan setiap air mata yang keluar.
****************************
"Kau sudah selesai?"
Tanpa menjawab Taehyung segera membuka pintu mobil dan masuk tanpa berkata apa-apa. Orang yang bertanya itu hanya bisa menghela nafas karna sudah terlalu terbiasa dengan sikap Taehyung.
Setelah masuk mobil orang itu kembali melihat wajah Taehyung dan kembali menghela nafas.
"Ingin kesuatu tempat?"
Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Taehyung.
"Kau belum makan siang, ayo pergi kerestoran" kata orang itu sambil menjalankan mobil.
"Aku ingin pulang"
Menghela nafas kesekian kalinya.
"Baiklah"
Setelah menempuh jalan hampir 1 jam akhirnya mereka sampai disebuah apartemen ditengah-tengah kota seoul.
Taehyung langsung turun dari mobil dan segera naik lift yang akan membawakan kekamar apartemennya.
"Taehyung-ssi"
Taehyung menahan langkahnya dan menengok kebelakang.
"Ada apa?"
Orang itu tersenyum.
"Mau ku pesan sesuatu?"
"Tidak"Oke, jawaban penolakan yang singkat.
"Masakan aku sesuatu"
Itulah yang disukai dari Taehyung, tidak dapat menyembunyikan fakta kalau dia lapar dari tadi namun suasana hatinyalah yang membuatnya begitu.
"Baiklah"
**************************
Detingan sendok dan garpu beradu terdengar di atas meja makan tersebut. 2 orang sedang duduk berhadapan tanpa berkata-kata.
"Kau sudah lega?"
Taehyung mendongak seolah mengerti kemana arah pembicaraannya.
"Sedikit"
Senyum terukir kembali.
"Baguslah"
"Tapi taehyung-ssi kapan kau akan kembali bekerja? Perusahaan membutuhkanmu"Taehyung berhenti makan sejenak seolah memikirkan sesuatu.
"Akan aku pikirkan"
"Mungkin besok"Senyum lega tertera diwajah lawan bicaranya.
"Baiklah, kalau sudah selesai langsung masuk kamar dan istirahat untuk besok"
Taehyung memutar bola matanya bosan.
"Kau cerewet Jaehwan-ssi"
-
Ini gak sesuai ekspetasi woiii!!!!
Gua sebenernya mau buat part sedih taehyung dari awal sampe akhir tapi kenapa malah jaehwan masuk siii?!!!Gua sebenernya lagi sedih karna besok konser terkahir WANNAONE. HUHUHUHUHUHUHUHU T.T
Gak ngerti lagi gimana sedihnya tapi gak ngerti lagi gimana senengnya karna beberapa member nunjukin absnya buat pikiran acu jadi melayang layang hmzz
Moga ada inspirasi lagi ya mau nulis yang castnya member wanna one cuma masih bingung mau genre apa? Coba bantu vote gaessss T.T
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose me - Kim Taehyung END
Fiksi PenggemarSebuah perjodohan antara keluarga membuat seorang gadis yang polos merasakan jatuh cinta pada Kim Taehyung. Tapi selain itu dia juga mempunyai masalah-masalahnya setelah mengenal Park Jimin yang merupakan kakak tirinya. Akankah Sooyoon mampu menghad...