Pagi ini, seperti biasa, Jiyeon berjalan malas menuju ruang kelas tempat kuliahnya. Dia masih saja kesal dengan pertemuan kemarin malam. Pertama, karena pria menyebalkan bernama Woohyun dan kedua, karena Baekhyun yang dia sukai tidak langsung setuju dengan perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka.
Seseorang memegang pundaknya begitu Jiyeon duduk di kursinya, yang sontak membuat tangan gadis itu melayang ke kepala orang itu.
TAK!!
"Auuhh!!" teriak orang yang dipukul Jiyeon, kesakitan.
"Makanya jangan sentuh-sentuh!" balas Jiyeon ketus.
"Dia pasti sedang menstruasi!" gumam orang itu.
"Apa kau bilang?!" balas Jiyeon lagi dengan kesal.
"Dasar nenek sihir yang sedang PMS. Haha."
PLETAKK!!!
Satu buku sketsa desain dengan tebal 50 halaman berhasil Jiyeon daratkan di kepala orang itu lagi, membuatnya kembali meringis kesakitan.
"Berani bicara lagi, selanjutnya kulempar sepatuku!" ucap Jiyeon dengan wajah masih kesal.
"Aisshh! Lama-lama aku menyesal jadi sahabatmu. Kenapa kalau kau marah melampiaskannya padaku?" tanya orang itu.
"Karena wajahmu menyebalkan!" jawab Jiyeon santai.
Sahabatnya itu hanya bisa mencibir kesal.
"Jiyeon! Jimin!" teriak seseorang yang baru saja sampai di depan pintu ruang kelas itu, berlari kecil menghampiri mereka.
"Ada apa dengan wajah kalian?" tanyanya melanjutkan setelah duduk di hadapan mereka.
Jiyeon menatap tajam dan menjawab, "Sejak kapan aku mengizinkanmu memanggilku Jiyeon? Panggil aku eonni! Dan panggil dia Jimin Oppa!"
Gadis yang adalah sahabat sekaligus sepupu Jiyeon ini hanya bisa mempoutkan bibirnya sambil menatap Jiyeon.
Jimin yang adalah sahabat dekat Jiyeon pun tertawa melihat ekpresi Sujeong dan melanjutkan, "Dia sedang PMS, Sujeong!" lalu terkikik setelah itu.
Jiyeon kembali menatap tajam Jimin dan tangannya sudah turun ke arah sepatu. Jimin tentu saja ketakutan dan langsung menunjukkan giginya dan membentuk huruf V dari jarinya.
"Ada apa?" tanya Jiyeon ketus pada Sujeong.
"Eonni, kau sudah dengar? Kita akan segera dikirim untuk kerja praktek!" ucap Sujeong bersemangat.
"Oh ya?" jawab Jiyeon lagi, malas.
"Tidak usah ajak bicara dia," ucap Jimin menarik tangan Sujeong untuk menghadapnya dan melanjutkan, "Jadi kau mau kerja praktek dimana?"
Jiyeon bertambah kesal dan segera menoyor kepala Jimin, "Pergi kau, Park Jimin!"
"Aisshhh!! Dasar nenek sihir!" umpat Jimin.
Dan mereka berakhir saling menatap tajam.
"Aduh, sudah kalian ini. Aku ini 2 tahun lebih muda dari kalian. Tapi kalian itu seperti adik-adikku saja," ucap Sujeong melerai dan diakhiri dengan kekehan.
"Lihat saja badanmu, tinggi begitu! Kau lebih cocok jadi eonni-ku," ejek Jiyeon mulai tersenyum.
"Terserah eonni saja," jawab Sujeong sambil memajukan bibirnya.
"Ah ya, dan mengenai kerja praktek, aku dengar, dosen yang menentukan dimana kita akan ditempatkan," lanjut Sujeong sambil berangan-angan.
"Memangnya kau berharap kerja praktek dimana?" tanya Jiyeon lagi masih malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Arranged Marriage [✔]
Fanfiction[COMPLETED] - [RE-PUBLISH] Kim Jiyeon, gadis berumur 22 tahun yang masih harus menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi 1 tahun lagi. Dia tidak terlalu pintar tapi tidak bodoh juga. Namun, siapa sangka di usia yang masih belia ini dirinya har...