[Arranged Marriage] 17 ~ Konflik (2)

323 46 31
                                    

Satu bulan sudah kehidupan keluarga kecil Woohyun bebas dari kata 'bertengkar', hidup mereka terasa sangat bahagia. Ya, akhirnya mereka benar-benar jujur pada masing-masing.

Oh, dan jangan lupakan satu bulan lalu juga, Woohyun dan Jiyeon mengantar Jaehwan saat dia akan pulang ke Amerika. Mau tahu apa yang Jaehwan katakan pada Woohyun?

"Hyung, aku percaya padamu. Jaga Jiyeon dengan baik. Jika tidak, aku akan membunuhmu! Hehe." Jaehwan tertawa setelah mengucapkan hal itu.

Dan, ya, itulah yang terus Woohyun ingat baik-baik. Jaehwan itu moodmaker-nya Jiyeon, jadi Woohyun tahu kalau Jaehwan mengatakan seperti itu, artinya dia memang tahu kalau Woohyun adalah yang terbaik untuk Jiyeon.

Sudah hampir seminggu Jiyeon terlihat pucat dan terus mengatakan kalau dia lelah. Itulah yang membuat Woohyun khawatir, takut istrinya itu jatuh sakit. Dia berusaha mengajak Jiyeon ke dokter. Tapi, istrinya itu terus mengatakan kalau dia baik-baik saja, dan semua itu hanya karena dia kurang istirahat. Ya, kurang istirahat karena harus mengejar tugas akhir yaitu skripsi yang harus segera dikumpulkan 2 hari lagi.

Woohyun menghampiri istrinya yang sedang berdiri mencuci piring. "Masih tidak enak badan?" tanyanya sambil memeluk istrinya itu dari belakang, menghirup aroma lembut dari tubuh dan rambut gadis itu.

Jiyeon menggeleng pelan sambil tersenyum. "Kalau sakit, ayo kita ke dokter. Kau tahu, aku khawatir dan takut kau tiba-tiba pingsan," ucap Woohyun, masih memeluk istrinya.

"Aku ini kuat, kau tenang saja, Tuan Nam." Gadis itu kemudian tertawa kecil dan melepaskan sarung tangan cuci piringnya. Berbalik untuk menatap dan memeluk suaminya, "Doakan aku, 2 hari lagi pengumuman apakah aku akan di sidang atau tidak. Aku benar-benar gugup," ucap gadis itu.

Woohyun tersenyum, mengelus lembut rambut milik istrinya, "Setiap hari, aku selalu berdoa untukmu, Nona Nam."

"Nona Nam?" Jiyeon mengerutkan keningnya.

"Iya, masa Nona Kim?" Woohyun terkekeh imut.

"Sejak kapan aku setuju mengubah margaku?"

"Sejak kau menikah denganku, Nona Nam yang bawel dan cantik," ucap Woohyun sambil mendekatkan wajahnya, memainkan hidung miliknya ke hidung mungil milik Jiyeon. Gemas sekali rasanya.

Jiyeon hanya bisa tertawa dan memeluk suaminya itu dengan erat.

"Sudah selesai membuat miniaturnya?" tanya Woohyun kemudian setelah mengangkat tubuh istrinya untuk duduk bersamanya di sofa.

Jiyeon mengangguk sebagai jawaban, "Semuanya sangat bagus. Berkat bantuan Tuan Nam Woohyun, CEO Perusahaan Konstruksi Nomor 1 di Korea. Hihihi." Gadis itu tertawa manis yang mampu membuat Woohyun tidak sanggup untuk mencubit pipinya.

"Aku akan menunjukkannya setelah sidangku berjalan lancar. Tidak keberatan?" tanya Jiyeon setelah itu.

"Tentu saja, aku akan menunggu dengan sabar."

Woohyun membawa kepala Jiyeon bersandar di pangkuannya, memegang keningnya. "Badanmu masih hangat, Jiyeon," ucap Woohyun khawatir.

"Itu karena aku kurang tidur. Hari ini dan besok aku akan tidur panjang. Aku harus menjaga kesehatanku untuk sidang nanti."

Woohyun mengangguk, "Janji jangan tidur malam ya!" ucapnya seraya memberikan jari kelingking pada istrinya itu. Jiyeon tersenyum dan mengamit jari kelingking itu, "Aku janji, Tuan Nam."

Woohyun tersenyum kembali dan wajah jahilnya pun muncul. "Supaya tidur nyenyak, sini aku akan berikan ppoppo," ucap pria itu sambil terkekeh. Jiyeon segera bangun dari posisinya, "Coba saja kalau bisa!" Kemudian gadis itu berlari ke kamarnya dan Woohyun pun segera mengejarnya.

[1] Arranged Marriage [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang