Dan tanpa disadari, Woohyun mengecup bibir Jiyeon secara spontan, membuat Jiyeon terkejut sambil terdiam menatapnya.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
"A-aku tidak menyebutkan nama Baekㅡ" Jiyeon buru-buru menutup mulutnya dengan kedua tangannya, takut Woohyun menciumnya kembali.
Jiyeon menatap Woohyun dengan hati-hati dan melepas kedua tangannya perlahan.
"Aku tidak menyebut namanya, kenapa kau menciuㅡ" ucapan Jiyeon terhenti karena Woohyun kembali menempelkan bibirnya dengan bibir gadis itu, membuat Jiyeon membelalak terkejut.
Woohyun mulai memperdalam ciumannya dan melumat bibir Jiyeon ketika gadis itu tidak melakukan tindakan memberontak. Tapi, Woohyun ingat pada perjanjian konyol itu dan akhirnya melepaskan tautan bibir mereka.
Woohyun menatap Jiyeon sambil tersenyum, "Apa hukuman untuk pelanggaran perjanjian itu?" tanya Woohyun.
Jiyeon yang gugup hanya bisa meneguk salivanya sambil menatap wajah Woohyun.
"Bagaimana kalau aku mulai menyukaimu, Kim Jiyeon?" lanjut Woohyun sambil tersenyum lebar membuat jantung Jiyeon mungkin bisa berhenti berdetak saat itu juga.
"K-karena kau sakit,,, a-aku akan memaafkanmu. Aku akan memikirkan hukumannya jika kau sudah sembuh nanti!" ucap Jiyeon berusaha menutupi kegugupannya.
Woohyun kembali terkekeh imut sambil menatap Jiyeon. Bunyi dering ponsel membuatnya terpaksa melepas tatapannya pada Jiyeon.
"Itu pasti dari pegawaimu. Tapi ini sudah malam, apa mereka masih mencarimu?" cerocos Jiyeon sendiri sambil menatap Woohyun yang sedang menatap ponselnya.
Jiyeon mengambil nampan tadi dan segera berdiri. "Aku akan mencucinya dulu," ucapnya pada Woohyun yang masih menatap ponsel dengan wajah terkejut.
Saat Jiyeon telah keluar dari kamarnya, Woohyun menghela napas pelan. "Ini bukan saatnya," gumam Woohyun melihat isi pesan di ponselnya.
'Aku sudah kembali ke Seoul, Woohyun-ie! Apa kau bisa menjemputku?'
Woohyun memejamkan matanya dan berusaha mengetik balasan.
'Maaf. Tapi aku sedang sakit. Kita bertemu besok saja, bagaimana?'
TING!
'Kau sakit? Aku akan menjengukmu sekarang ke rumah!'
Woohyun kembali membalas pesan itu.
'Tidak, Chorong! Ini sudah malam, lebih baik kau istirahat. Ayo, kita bertemu besok.'
Ternyata itu pesan dari Park Chorong. Wanita yang selama ini Woohyun sukai dan tunggu kedatangannya. Woohyun hanya bisa berharap semoga hubungan Chorong dengan Joonmyun baik-baik saja. Dia tidak mau perasaannya terombang ambing karena harus memilih Chorong atau Jiyeon.
>>>>>>>>>>
Jiyeon sedang menyiapkan selimut, bantal serta guling untuk dia bawa keluar. Woohyun hanya menatap gadis itu yang sedang membelakanginya.
"Diluar sangat dingin, kau bisa sakit," ujar Woohyun pada gadis itu.
"Tidak apa-apa. Ada selimut kok," jawab Jiyeon tenang.
Saat Jiyeon akan berjalan keluar, Woohyun buru-buru turun dari kasurnya dan segera mengangkat tubuh istrinya itu, membuat bantal, guling dan selimut yang Jiyeon bawa terjatuh semua.
Jiyeon berteriak histeris karena terkejut, "YAK! Apa yang sedang kau lakukan, Nam Woohyun!"
Woohyun menggendong tubuh Jiyeon dan menidurkannya di atas kasur. "Kau harus tidur disini," ucap Woohyun dan segera mengambil barang-barang yang terjatuh tadi untuk dibawa ke atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Arranged Marriage [✔]
Fanfiction[COMPLETED] - [RE-PUBLISH] Kim Jiyeon, gadis berumur 22 tahun yang masih harus menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi 1 tahun lagi. Dia tidak terlalu pintar tapi tidak bodoh juga. Namun, siapa sangka di usia yang masih belia ini dirinya har...