"Jiyeon... Jiyeon..." panggil Woohyun.
"Jiyeon... kau bisa mendengarku, kan?" ucap Woohyun panik dan segera memompa dada gadis itu dan memberinya napas buatan.
"Jiyeon... Kumohon! Sadarlah!" racau Woohyun sambil terus membantu memberi napas buatan dan memompa dadanya.
"Bertahanlah! Kau gadis yang kuat!" ucapnya dan setelah memberi napas buatan yang ketiga kali, gadis itu segera memuntahkan air dari dalam mulutnya.
Dengan setengah kesadaran, Jiyeon menatap Woohyun yang ada di hadapannya. Gadis itu tersenyum dan menaikkan lengan untuk mengelus pipi suaminya, "Terima kasih..."
Setelah itu, Jiyeon kembali memejamkan matanya.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Baekhyun berlari bersama Taeyeon menghampiri mereka. Dengan wajah panik, pria itu mendekat.
"Jiyeon..." ucapnya hati-hati, "baik-baik saja kan, hyung?"
Woohyun hanya menunduk. Tidak. Sebenarnya pria itu sedang menangis.
Bagaimana bisa Jiyeon mengucapkan terima kasih? Jika gadis itu sadar, kemungkinan besar gadis itu akan mengumpat dan membenci dirinya.
Baekhyun kembali menyadarkan Woohyun, "Hyung..."
Woohyun mendongakkan wajahnya menatap saudara tirinya itu.
"Ada yang perlu kubantu?"
Woohyun kembali menatap wajah Jiyeon yang masih terbaring di atas pasir.
Pria itu kemudian menggeleng cepat. "Aku akan membawa dan membersihkan tubuhnya," ucap pria itu sambil menggendong Jiyeon.
Baekhyun dan Taeyeon ikut berdiri menatap kepergian Woohyun menuju hotel. Taeyeon menatap kekasihnya, "Kau yakin dia akan baik-baik saja?"
Baekhyun menatap balik kekasihnya, "Sepertinya tidak."
>>>>>>>>>>
Woohyun menaruh tubuh gadis itu di atas kasur hotel mereka. Membuka baju gadis itu yang sudah basah dengan sangat hati-hati.
Pria itu bisa melihat ada banyak luka memar. Mulai dari kedua tangan, kedua kaki, juga di bagian pinggang gadis itu.
Woohyun menggigit bibirnya. Dia tidak tahu harus marah pada siapa. Dia benar-benar membenci dirinya yang tidak bisa menjaga Jiyeon dengan baik.
Pria itu mulai membersihkan tubuh Jiyeon dengan handuk hangat. Mengeringkannya dengan handuk kering dan membersihkan wajah gadis itu juga.
Woohyun kembali meneteskan air matanya saat melihat sudut bibir gadis itu yang memar dan masih ada bekas darah.
Menghela nafas, Woohyun tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya bisa menggigit bibirnya lagi. Biar, biarkan sampai berdarah agar dia bisa tahu rasa sakit macam apa yang Jiyeon rasakan.
Woohyun dengan hati-hati membersihkan luka dan wajah gadis itu. Pria itu mencoba menghapus air matanya berulang kali. Dadanya terasa sesak.
Kenapa? Kenapa harus Jiyeon yang terus mengalami semua kesakitan ini?
Woohyun kemudian berjalan dengan lemas ke arah koper mereka di simpan, mengambil kotak P3K yang memang sengaja Jiyeon bawa.
Jiyeon bilang bisa saja terjadi sesuatu yang tidak terduga sehingga mereka perlu membawa kotak P3K tersebut.
Woohyun tersenyum mengingat itu. Pria itu kembali berjalan menghampiri gadis itu dan mengoles salep ke luka memarnya.
"Maafkan aku..." ucap Woohyun menahan tangisnya. "Jangan pernah terluka lagi, Jiyeon..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Arranged Marriage [✔]
Fanfiction[COMPLETED] - [RE-PUBLISH] Kim Jiyeon, gadis berumur 22 tahun yang masih harus menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi 1 tahun lagi. Dia tidak terlalu pintar tapi tidak bodoh juga. Namun, siapa sangka di usia yang masih belia ini dirinya har...