"Baiklah, aku akan mengembalikannya. Dan kau harus menikah denganku!" ucap Woohyun.
Jiyeon tentu saja terdiam dan terkejut mendengar ucapan Woohyun dan tidak butuh waktu lama, Woohyun segera menangkup pipinya. "Jangan menyesal dengan ucapanmu!" lanjut Woohyun saat wajahnya berada di dekat wajah Jiyeon.
Jiyeon? Dia tentu saja gugup bukan main, perlahan tapi pasti, Woohyun semakin mendekatkan bibirnya pada bibir Jiyeon. Dan akhirnya, Woohyun berhasil menempelkan bibirnya pada bibir Jiyeon dan mulai menciumnya.
Jiyeon tentu saja membelalak terkejut, tapi bibir Woohyun yang tengah menciumnya terasa begitu manis, membuat Jiyeon malah pasrah dan perlahan menutup matanya. Ya, Jiyeon menyerah dan mulai menikmati ciuman itu.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Woohyun masih berusaha menikmati setiap bagian bibir Jiyeon dengan bibirnya. Ini pertama kali dalam hidupnya, Woohyun mencium seorang wanita, selama hampir 26 tahun, Woohyun belum pernah menyentuh bibir siapapun dengan bibirnya.
Entah mengapa, Woohyun begitu menyukai bibir Jiyeon yang terasa manis ini. Dia tidak mau berhenti dan terus membuka mulutnya untuk meraup bibir Jiyeon.
Oh tidak! Jiyeon sendiri mungkin memang sudah gila, setelah memejamkan matanya dan menikmati ciuman Woohyun, sekarang dirinya malah memeluk tengkuk Woohyun dengan kedua tangannya. Jiyeon juga mulai membuka bibirnya, membiarkan Woohyun melumat semakin dalam. Jiyeon tidak tahu, Jiyeon tidak sadar. Hasrat masa mudanya terlalu kuat, terlebih ini juga ciuman pertama kali dalam hidupnya selama 22 tahun ini.
Perlahan tangan Woohyun yang semula berada di pipi Jiyeon berjalan turun untuk memeluk tubuh mungil gadis ini. Mereka berdua tidak sadar bahwa apa yang mereka tengah lakukan sekarang sedang diamati oleh keluarga mereka, juga beberapa pengunjung restoran itu.
Sadar bahwa telah kehabisan napas, Woohyun segera melepas tautan bibir mereka dan menatap Jiyeon yang masih memejamkan mata. Woohyun tersenyum nakal saat mata Jiyeon perlahan terbuka.
Wajah mereka hanya berjarak beberapa inci, karena kejadian barusan, mereka sekarang masih dalam posisi 'berpelukan'. Ya, Woohyun memeluk tubuh Jiyeon dan Jiyeon memeluk tengkuk Woohyun.
"Aku sudah mengembalikannya, oke? Dan kau, harus menikah denganku," ucap Woohyun sambil tersenyum menatap setiap bagian wajah Jiyeon.
Pipi Jiyeon sendiri perlahan mulai memerah, Jiyeon merasakan pipinya begitu panas, jantungnya juga tidak bisa berhenti berdegup kencang. Oke, mungkin Jiyeon sekarang gila. Tapi tolong, dia tidak menyukai Woohyun dan ciuman barusan? Entahlah, Jiyeon juga tidak mengerti.
Woohyun masih menatap wajah gadis itu sambil tersenyum, begitupula Jiyeon yang tidak bisa memalingkan wajahnya karena jarak diantara mereka yang terlalu dekat.
"Bisakah kau melepaskan tanganmu?" ucap Jiyeon dengan gugup.
"Kukira kau mau melanjutkannya," jawab Woohyun sambil tersenyum nakal.
Jiyeon segera menjambak rambut Woohyun karena tangannya berada di dekat kepala pria itu, dan mau tidak mau Woohyun yang tengah kesakitan akhirnya melepas pelukannya di tubuh Jiyeon.
"Dasar tidak sopan!" ucap Jiyeon dengan wajah kesal.
"Tapi kau menyukainya, kan? Barusan kau bahkan membalas ciumanku dan menikmatinya!" jawab Woohyun tidak mau kalah.
"Diam kau!"
"Itu artinya kau menyukaiku," ucap Woohyun sambil menjulurkan lidahnya.
"YAK!!" teriak Jiyeon dan hendak memukul Woohyun, namun pria itu berhasil menghindar dan mereka berakhir seperti sepasang kekasih yang tengah bermain-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Arranged Marriage [✔]
Fanfiction[COMPLETED] - [RE-PUBLISH] Kim Jiyeon, gadis berumur 22 tahun yang masih harus menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi 1 tahun lagi. Dia tidak terlalu pintar tapi tidak bodoh juga. Namun, siapa sangka di usia yang masih belia ini dirinya har...