Part 01

53 5 0
                                    

Cerita ini sudah author tulis sejak sekitar Februari 2018 lalu, tapi nggk selesai sampai sekarang karena nggak sungguh-sungguh lanjutin dan kesibukan yang terkadang bikin stuck buat nulis.. T_T jangan ditiru yaa..

Kriinggg kriiinggg

Bunyi nyaring alarm di pagi itu, membuat penghuni kamar itu terbangun. Dia Olivia Alexandra atau sering dipanggil Olive. Seorang gadis cantik anak dari seorang usahawan sukses. Olive melirik jamnya, pukul 05:40. Masih pagi, gumamnya. Dia menguap membuang sisa kantuknya semalam. Kebiasaan seusai salat dia tidur lagi. Tapi dia tidak bangun kesiangan. Meski masih pagi tapi tetap saja dia melangkah ke kamar mandi, dan kemudian bersiap-siap ke sekolah.

Tak lama kemudian dia telah siap dengan seragam yang membalut tubuhnya. Dia menguncir rambutnya yang panjang seperti ekor kuda. Setelah merasa dirinya sudah rapi, dia turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.

"Pagi Ma ... Pa," sapanya sambil mencium pipi keduanya bergantian.

"Pagi sayang..." balas mereka serempak.

"Ma, kita sarapan apa pagi ini ??" Tanya Olive basa basi.

"Seperti biasa sayang, nasi goreng kesukaan kamu sama susu," jawab Mamanya.

"Tapi itu Mama yang buatkan kan ??" Tanya Olive.

"Iyya dong sayang, soalnya kamu nggak mau makan kalo bukan Mama yang buat kan ??" Kata mamanya sambil tersenyum, menambah kesan cantik dalam wajahnya. Pemandangan kesukaan Olive dan papanya.

"Mama tau aja..." ujar Olive sambil tersenyum simpul.

"Emang kenapa kalo Mama yang buat ??" Tanya Ana-mama Olive.

"Nggak apa-apa, buatan Mama enak aja sih dan rasanya beda," jawab Olive sekenanya.

"Oh gitu." Ujar Tante Ana sambil mengangguk.

"Kamu nggak mau berangkat ke sekolah bareng Papa ??" Tanya Om Ben-papa Olive yang sedari tadi diam sambil membaca majalah, kebiasaan setiap pagi sebelum sarapan.

"Eng ... enggak usah deh Pa, jarak sekolah sama rumah kan nggak terlalu jauh, Olive kan bisa jalan kaki. Jadi ngapain harus naik kendaraan ? Kan boros uang." jawab Olive panjang.

Papanya tersenyum menambah kesan tampan dalam dirinya. Dia bangga dengan sikap putri tunggalnya itu, selalu begitu. "Papa cuma nanya doang sayang, karena anak temen Papa jarak sekolah sama rumahnya cuma seratus meter tapi dia naik mobil ke sekolah," ujar papanya

"Itu kan dia Pa, Olive nggak gitu..." celetuk Olive.

"Ya udah sayang kalo itu mau kamu, ayo sekarang makan, nanti telat lho," sela mamanya.

"OK Ma." jawab Olive.

Seusai sarapan Olive berangkat kesekolah dan kedua orang tuanya berangkat bekerja. Untuk urusan beres-beres rumah diserahkan kepada pembantu yang mereka pekerjakan.

Mama Olive bekerja di butiknya, butik yang sudah ia bangun sejak menikah dengan papa Olive. Kini butik mamanya sudah memiliki beberapa cabang di berbagai kota. Hal itu membuat mama Olive cukup sibuk. Sedangkan papa Olive bekerja di perusahaan kakek Olive yang kini di serahkan padanya. Itu juga membuat papa Olive sangat sibuk. Meskipun begitu, mereka tidak pernah lupa dengan putri mereka. Mereka tidak ingin anak mereka kekurangan kasih sayang hanya karena pekerjaan. Tentu Olive sangat bersyukur akan hal itu, seberapa sibuk pun orang tuanya, mereka selalu menyempatkan waktu untuknya. Hal itu sudah cukup untuk membuat hidup Olive bahagia.

Olive ke sekolah jalan kaki, meskipun jarak rumah dan sekolahnya bisa dikatakan agak jauh, sekitar tiga ratus meter. Tapi dia senang, itung-itung olahraga katanya. Dan memang benar, itu membuat Olive memiliki tubuh yang bagus, tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak kurus ataupun gemuk.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang