part 13

23 1 0
                                    

Saat ini Olive bersama Felisyia dan Agnes sedang berada di Blue Cafe, sesuai janji Olive tadi yang akan mentraktir mereka.
"Lif kok lo pulang sendiri sih?  Si Nio mana??" Tanya Felisyia sambil menggigit cup cakenya.

"Dia masih ada urusan katanya. Lagian mau ngapain rumah gue yang sedeket itu.."

"Lo kok kayak nggak semangat gitu sih? "

"Nggak tau deh Nes, gue ngerasa aneh aja..."

"Lo itu beneran sayang nggak sih sama Nio? "

"Gue nggak tau, tadi gue kepikiran tingkah Vano yang juga aneh." ujar Olive pelan.

"Omaygat, ada apa nih? Kok lo nggak cerita sih? "

"Berubah gimana Lif ? Oh perkara di kantin itu?" Tanya Agnes.

"He'em, menurut lo gimana Nes?? "

"Wah si Vano keknya suka juga sama lo sih," jawab Felisyia santai.

"Apalagi mas dia spontan nyium lo kemariin, gue aja shock gak ketulungan, trus tadi juga dia ngelus pala lu kan di kantin, aelah tuh bocah," sambung Felisyia.

"Au deh, bingung." ujar Olive sambil menyesap minumannya.

"Ckckck kek butuh detektif ini mah.."

"Lebay lo, soal gini harus pake detektif.."

"Yakali siapa tau diantara mereka ada jodoh lu, kan ngeri kalo dua-duanya jodoh elo" imajinasi Felisyia terlalu tinggi.

"Ngaco lo ah.." jawab Olive sambil menoyor kepala Felisyia.

"Apan deh main toyor-toyoran, lo kira pala gue boneka dashboard.. " sungut Felisyia sambil balas menoyor kepala Olive.

"Bentar itu bukannya Nio, ama Helena ya?" Ucapan Agnes menghentikan aksi toyor-menoyor Olive dan Felisyia.
Keduanya segera mengalihkan pandangan kearah yang dilihat Agnes.

Memang benar, tampak oleh mereka Nio dan Helena yang tampak 'akrab', Helena yang mengandeng lengan Nio, dan Nio yang terlihat tengah tersenyum manis pada Helena. Olive tersenyum pedih, ada rasa sakit dihatinya. Dia baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi seketika dia juga harus merasakan sakitnya pengkhianatan. Tidak dia butuh penjelasan sekarang. Olive bangkit dari duduknya tapi tangannya dicekal oleh Agnes.
"Lo butuh penjelasan??  Sini gue jelasin.."

"Maksud lo?"

"Duduk aja dulu.."

Olive duduk ditempatnya dengan mata sedikit memerah dia menahan tangis tentu saja, kedua sahabatnya tau itu.

"Sebelum gue cerita gue harap lo percaya ama gue, dan nggak marah. Ini gue lakuin demi kebaikan lo.." Agnes diam sejenak.

"Lo kok gitu sih Nes?? Makin aneh aja lo perasaan.." sela Felisyia.

"Udah dengerin aja dulu.."

"Jadi gini, Sebelum lo ambil keputusan gue harap lo udah mikirin itu baik-baik. Sejauh yang gue tau Nio sama Helena itu pacaran, tapi pernah ada kabar kalo mereka putus dan sekarang cuman sahabatan, gue nggak yakin juga sih. Gue terkejut saat lo bilang nio nembak lo karena barusan tadi pagi gue liat Nio boncengan ama Helena.." pantas gue nggak ngeliat dia tadi pagi. Pikir Olive. Dia mulai merasa marah.

"Tapi ngeliat dia nyamperin lo tadi di kantin dan Helena yang biasa aja liat itu, gue jadi yakin. Tapi gue khawatir kalo lo belum tau Nio itu luar dalam.."

"Aduuh lo ngomongnya gimana sih, belibet banget, pusing gue dengernya. Langsung intinya aja sih.." suara Felisyia mengalihkan fokus mereka.

"Diem aja deh Fel, lo pasti juga udah tau cuman Olive aja yang kayaknya nggak ngeh.."
Kening Olive mengkerut tidak biasanya Agnes berkata begitu. Dia menatap Agnes dengan tatapan lanjutin. Agnes mengerti arti tatapan itu. Dia lalu melanjutkan.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang