part 09

15 1 0
                                    

Seminggu setelah kejadian piknik itu, aktivitas Olive kembali seperti biasa, Berangkat ke sekolah dan sesekali jika sial akan mendapat kejahilan dari Vano. Seperti sekarang, dia berjalan menyusuri koridor sekolah untuk ke kelasnya tiba-tiba ada sebuah tangan yang merangkulnya. "Pagi Olive..." sapanya.

Suara itu terdengar tidak asing. Pikir Olive.

"Bengong aja, kesambet tau asin lo..."ujarnya lagi.

"Ck udah deh Van, masih pagi udah ganggu aja, lepasin tangan lo, entar diamuk gue sama fans lo yang bejibun..." ketus Olive. Ya Vano.

"Ups sorry Lif, kelepasan.." Vano buru-buru melepas tangannya.

"Dasar nakal liat Olive main rangkul aja.."ujarnya sambil memukul tangannya sendiri.

"Dasar sinting..." gumam Olive sambil berlalu meninggalkan Vano.

"Eh eh Olive mau kemana tungguin elah, nih anak main kabur aja..." kata Vano.

"Kalo curhat aja langsung manis.." gerutunya lagi.

Olive tidak pura-pura tidak mendengar. Dia berusaha menjaga jarak dari Vano di sekolah, demi keamanannya sendiri.Dia terus melangkah ke kelasnya. Disana sudah ada 2 sahabatnya yang menunggunya.

"Olive...!!!!" Sapa Felisyia ceria.

"Hey beb,..." sapa Agnes.

"Hai.." balas Olive.

"PR lu gimana Lif ? Udah selesai kagak ?" sambut Felisyia.

"Hah ? PR apaan ? Perasaan kagak ada.."

"PR mendekati babang Nio.." jawab Felisyia sambil cekikikan. Agnes hanya tersenyum menanggapi. kegilaan Felisyia memang selalu seperti itu.

"Anjir. gue kira tugas apaan," Olive menjawab dengan senyum sambil menggelengkan kepala melihat tingkah receh sahabatnya itu.

"Eh eh btw kalian pada mau gue traktif gak ?? " tanya Felisyia.

"Kesambet apa lo tiba-tiba pengen traktir gini?  Inikan masih pagi.."tukas Agnes.

"Nggak cuma pengen aja, ya udh kalo gak mau." balasnya cuek. Tiba-tiba dia merasa sakit dibagian kepalanya seolah-olah ada yang meremasnya dengan tenaga yang sangat kuat, hingga dia oleng, untung dia berpegangan pada tepi meja.

"Fel lo kenapa?  Lo nggak sakit kan..??" Tanya Olive. Wajah Felisyia yang tiba-tiba pucat pasi membuatnya panik.

"Fel lo ke-kenapa?" Ujar Agnes.

"Gu-gue nggak apa-apa, cuma tiba-tiba pusing mungkin kurang darah..." elak Felisyia. Dia berusaha terlihat baik-baik saja. Tapi sebenarnya kepalanya terasa ingin pecah.

"Gue ke toilet dulu.." ujarnya lemah.

"Gue anter ya.." kata Agnes.

"Nggak, nggak usah. Bentar lagi masuk. Gue sendiri aja.."ujarnya.

Olive dan Agnes hanya bisa menatapnya cemas. Sementara itu, begitu Felisyia keluar dari kelas, dengan tergesa dia merogoh sakunya untuk mengambil sebuah botol kecil berisi pil berwarna putih. Dengan cepat dia menelannya. Perlahan sakit dikepalanya berkurang. Tuhan jangan sekarang. Belum saatnya mereka tahu. Batinnya. Setelah merasa lebih baik dia melangkah kembali kedalam kelas.

---------------------
Saat ini suasana kantin terasa sesak, bel istirahat belum lama tadi telah berbunyi. Tak lama muncul Vano dkk. "Wuih makin laris aja nih kantin padahal ada banyak kantin lain, tapi kok masih penuh gini ya..?"ujar Fadel.

"Ho-oh, berasa kek ada antrian sembako aja nih kantin.." tambah Brian.

"Udahlah abangku yang tampan kita cari tempat duduk aja yuk, ntar nggak kebagian loh..."ujar Aldo. Miringnya kambuh. Alvin hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah Aldo.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang