part 11

23 1 0
                                    

"Nggak usah malu gitu kali Lif" ucap Nio lembut.

"Jangan nunduk, gue jadi nggk bisa liat mata lo.." sambungnya.

"Mata gue kenapa?  Ada yang salah??  Make up gue luntur?? " cecar Olive, mendengar ucapan Nio tadi dia menjadi parno sendiri.

Tingkahnya membuat Nio terkekeh, alis Olive bertautan. Apa ada yang lucu? -pikirnya.

"Nggak kok, nggak ada apa-apa di mata lo.." ujarnya sambil menahan senyum.

"Gue jadi nggak bisa liat mata Indah lo klo lo nunduk.." Blush. Rasa panas menjalar di pipi Olive.

"Apa-apaan deh lo, gaje.."

"Lo ngegemesin deh pengen gue peluk..."

"Lo belum pernah liat orang makan tas jinjing belum?"

"Belum, kenapa? "

"Kalo lo bilang kek gitu lagi, lo bakal jadi orang pertama yang makan kalo gitu..."

Nio tertawa. Melihatnya tertawa dengan jarak sedekat ini membuat Olive merasa ada sesuatu di perutnya, istilahnya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

Oh Tuhan, Olive tidak sanggup berlama-lama dalam situasi ini. Bisa-bisa habis ini dia akan berlangganan dengan dokter jantung.

"Abis ini kita mau kemana ?" Sahut Olive. Dia berusaha mengurangi gelanyar aneh dalam dirinya.

"Kali ini rahasia..." jawab Nio dengan senyum yang-Misterius?.

"Sok misterius lo.." Olive memakan makanannya lagi.

"Lo udah nggak?? Abis ini kita kesana, supaya pulangnya nanti nggak larut malam.." suara Nio kembali terdengar.

"Iyya udah nih, ya udah ayo." Ujar Olive seraya bangkit dari duduknya.

Selepas dari warung roti bakar itu, Nio membawa Olive ke sebuah bukit kecil yang ada di belakang sebuah gedung perkantoran.

Dari sana tampak bintang darat yang sangat indah. Membuat siapapun tertegun sejenak hanya untuk mengagumi keindahannya. Termasuk Olive.

"Cantik banget sumpah, lo nemu daerah ini sejak kapan? " ucap Olive disela kekagumannya.

"Udah lama, sejak gue masih SMP, gue nggak sengaja tersesat disini.." jawab Nio sambil tersenyum pedih. Iyya tersesat sama orang yang gue sayang, dan disini juga dia ninggalin gue.batin Nio.

Olive tidak melihat senyum kepedihan Nio karena dia sedang menikmati pemandangan di depannya.

Hening melanda mereka selama beberapa menit hingga deheman Nio membuat Olive menoleh kearahnya.

"Olive, gue tau ini kayaknya terlalu cepat, tapi gue mau jujur sesuatu sama lo.." Sahut Nio pelan.

"Apa?? "

"Gue---"

"Lo kenapa ?"

"Gue sayang sama lo Lif, gue pengen jadi orang yang selalu ada buat lo, gue pengen jadi bahu tempat lo bersandar saat lo sedih, tempat lo kembali saat lo nggak tau arah buat pulang, tempat lo berbagi semua kesedihan dan kebahagiaan lo selain orang tua lo, menjadi tempat lo berpegangan saat lo ngerasa rapuh..
Genggam tangan gue saat lo ngerasa lemah, peluk gue kalo lo lagi sedih dan takut, datang sama gue saat lo butuh tempat buat bersandar. Gue pengen ngelindungin elo, apapun yang terjadi gue pengen lo tetap sama gue.." Nio menjeda ucapannya.

"So, Olivia Alexandra would you be my girl?? " sambung Nio.

Ucapan panjang Nio membuat Olive bungkam. Ini beneran??  Jadi selama ini cinta dia nggak bertepuk sebelah tangan?  Dan Apa tadi??  Nio nembak dia??  Oh my God, serius? Dia menatap mata Nio, mencari ketulusan. Dan dia menemukan setitik ketulusan didalam sana.

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang