Secara otomatis, Milka senantiasa bangun pagi setiap jam empat. Entah apa yang menjadi sebabnya, yang jelas ia selalu rutin bangun di jam itu. Bisa jadi, mungkin karena sudah terbiasa dengan ajaran Monika setiap harinya.
Milka menghidupkan lampu utama yang dominan di kamarnya, sehingga cahaya tak lagi remang-remang. Ia dapat melihat dengan jelas benda-benda di sekitar. Setelahnya, dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Kemudian, ia beralih duduk ke meja riasnya. Dengan telaten, ia menyisir setiap helai rambutnya. Agar lebih terlihat santai, ia menguncir rambutnya seperti ekor kuda. Tangan Milka terulur untuk mengambil ponselnya yang baru saja selesai di charge. Ia kembali mengaktifkan ponselnya setelah semalaman mati sebab kehabisan baterai.
Saat ponsel Milka kembali aktif, banyak notifikasi yang bermunculan pada layar ponselnya. Tetapi, hanya satu notifikasi yang membuat bibir Milka melengkung ke atas. Tanpa mempedulikan notifikasi yang lain, Milka langsung membuka sebuah pesan dari Dariel. Bersamaan dengan detak jantungnya yang berdegub lebih kencang dari biasanya.
From: Dariel
Goodnight gadis penyuka permen kapas. Have a nice dream, jangan lupa berdoa :))
"Ini orang bisa manis juga," ujar Milka setelah membaca pesan dari Dariel. Ia tertawa pelan. Jemari tangannya bergerak di atas keyboard layar ponselnya.
For: Dariel
Good morning cowok yang pernah gue timpuk sepatu :))Milka beralih duduk di tepi kasur, mencari nomor Clara. Ia hendak menghubungi gadis itu, tentu saja Milka akan bercerita tentang Dariel. Namun, tangan Milka terhenti setelah melihat sebuah notif pesan di layar ponsel, pesan dari Dariel. Ternyata laki-laki itu sudah bangun.
From: Dariel
Kepala gue sakit lho :))For: Dariel
Hehe, maapin, ya. Kan gak sengaja :))Setelah membalas pesan dari Dariel, detak jantung Milka kembali berpacu melebihi ritme normal. Ia tak tahu ini rasa apa, yang jelas, sejak malam itu ia merasa senang dengan semua hal yang berhubungan dengan Dariel.
Kembali pada niat Milka sebelumnya, yaitu: menghubungi Clara. Milka melakukan panggilan video. Ia tak sabar melihat respons Clara nanti. Besar kemungkinan, teman satu bangkunya itu akan senang. Sepertinya dirinya saat ini.
Akhirnya, telepon itu tersambung. Menampakkan wajah Clara yang masih mengantuk-ngantuk. Dia terlihat sangat kesal kepada Milka.
"Ini masih pagi, Milka. Kenapa harus ganggu hari minggu gue, sih? Gue mau tidur cantik, tapi failed gara-gara lo."
Milka terkekeh, menampakkan deretan gigi putihnya kepada Clara.
"Claraaa ... hari ini gue lagi seneng banget. Lo pasti penasaran, kan?" tanya Milka dengan semangat.
"Jangan bertele-tele kayak lele deh, Mil. Buruan cerita! Atau gue tutup ini telepon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A N T I D O T E
Teen FictionMilka baru saja menyadari. Ternyata, ada yang lebih manis dari permen kapas yang biasa ia beli setiap hari. Milka paham betul, resiko apa saat ia terus-terusan mengonsumsi permen berasa manis itu setiap hari. Pasti suatu saat ia akan sakit gigi. Dan...