'Benar kenangan itu semacam fisika, dia akan muncul saat sesuatu ada kaitannya tentangnya'
Aisyah pov.Setelah kemarin aku seharian dirumah sakit. Dan harus berpikir alasan apa yang tidak membuat ibuku curiga. Hem, dosa lagi. Ya aku tau sebenarnya membohongi itu dosa. Karena aku tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui tentang agama.
Tapi, aku lebih merasa bersalah dan berdosa ketika aku melihat ibuku menangis, dan itu karena ku. Itu lebih menyakitkan dari pada menggung dosa itu sendiri. Kalian pasti iya kan? Heuh, aku tau. Karena semua orang pasti sangat menyayangi ibunya. Dan berusaha membuat ibunya bisa bangga kepadanya. Bukan hanya ibunya, kedua orang tuanya.
Sekarang aku pun sudah siap untuk berangkat sekolah. Dan langsung akan berangkat jika ibu tidak memberi kabar mengesalkan itu.
"Nduk, ibu mau ke Surabaya menemani ayahmu untuk beberapa hari, katanya ayahmu disana kurang enak badan, kamu nggak papa kan ibu tinggal sendirian?" katanya. Harus ya? Kalau bapak sakit kenapa dia nggak pulang aja. Dan aku sekarang ditinggal lagi? Sendiri.
"Kenapa ayah nggak pulang aja? Terus adik ikut"
"Ikuuuut" teriaknya menghampiriku.
"Yaya ikut lah, kalau ibu tinggak nanti kalian berantem, satu minggu aja, ya" dan kulihat dibawah ternyata koper berisi pakaian sudah disiapkan.
"Sekarang?"
"Iya, ibu beli tiket keretanya kan kemaren, jam tuju jadwalnya"
"Yaudah hati-hati, terus aku yang nganterin siapa? Aku kan nggak bisa naik motor" dan kebodohanku yang lain. Aku belum bisa naik kendaraan roda dua itu. Ihhh, awal yang buruk.
"O iya, ibu tadi minta tolong sama tetangga buat nganterin ibu ke stasiun, kalo kamu, berangkat sama cut aja"
"Yaudah iya, gampang lah, hati-hati"
"Ibu tinggal dulu ya, jaga rumah, pulang tepat waktu, jag kesehatan, jangan sampai ibu pulang ganti kamu yang sakit"
"Iya" dan aku bersalaman sama ibuku. Dan ibuku pergi. Diantar tetanggaku yang ternyata sudah menunggu di depan rumah. Dan sepeninggal ibuku. Aku bingung lagi.
Dan sekarang aku sendiri dirumah. Bingung mau nebeng siapa. Cut? Pasti dia berangkatnya nanti jam 7 siapa ya kira kira? Naik motor sendiri sama aja aku nawarin nyawaku.
Ya kan bingung.
"Ibuu, kenapa aku tadi nggak dianterin dulu sii" aku pun nglepos duduk dilantai. Meratapi nanti aku berangkat naik apa. Aku mencoba membuka aplikasi line ku, mungkin aja ada temen sekolah yang bisa aku mintai tolong.Lukman.rm menambahkan kamu sebagai teman.
Baru aja aku buka langsung ada notif masuk nama orang songong itu. Bikin mood ku ambyar. Okelah, aku pun menambahkan dia sebagai teman juga.
Udah setelah itu liat notif lagi. Ganti aplikasi wa ku yang ramai pengunjung. Dari semalam aku nggak buka hp, dan sekarang udah beberapa chat masuk. 200++ apa coba yang dibahas.
Aku pun liat dulu satu persatu. Bibah, alisia, cut, dan temen ku yang lain.
Dan saat aku membuka roomchat grup klas. Mereka ternyata sangat mengesalkan.
Saat aku buka. Dan sedikit kubaca. Sungguh memang teman lakn*t. Temannya lagi sakit nggak diucapin cepet sembuh. Pada bilang banyak tugas dalam sehari. Dan tugas mat dikumpulin hari ini juga.
Shitt. Aha, terlintas ide yang cemerlang. Kenapa nggak mas dika. Pikirku. Aku pun membuka roomchat ku dengan mas dika. Dokter yang kemarin menanganiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Your Reason ( On Going)
Teen FictionJadi, hanya satu yang bakalan gue minta dari lo, satu dari sejuta alasan lo, yang bakal lo pakai buat yakinin gue lagi. Gimana? Ini bodohnya seorang gue, gue percaya gitu aja, Dan kalo gue aja mau nerima alasan lo, kenapa gue gak bisa nerima diri l...