OYR// 8. Fake Face

18 2 0
                                    

'Aku merindukanmu sangat merindu, hentikan semuanya, jika kaubisa. Aku sakit, dan itu dan itu sudah cukup bukan?'

Aisyah pov

Aku merebahkan badanku diatas kasur ku. Dan aku menjatuhkan cokelat yang kupegang di meja belajarku. Tangan ku menelusuri isi tasku dan mencari benda yang ingin ku lihat.

Whatsapp
58pesan 11ipa4

Notif ku memberitahu, belum genap satu hari, mereka sudah kangen-kangen nan seperti ini? Sebelum aku melanjutkan membuka pesan itu, ponsel ku bergetar berkali-kali, sampai aku dibuat geram olehnya. Dasar kelas ajaib, umpatku pada ponselku.

Aku letakkan lagi ponselku, dan kubiarkan sampai getar itu berhenti.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah meja kecil yang terletak disamping ku. Aku masih bisa melihat dua anak sangat polos, yang mencium pipi anak perempuan itu, dan foto satunya, membenturkan kedua kening itu bersamaan. Lucu. Kangen? Iya aku merindukannya.

Aku mencoba memejamkam mata untuk tidak memikirkan itu lagi, tapi seseorang dengan seenakanya muncul dalam mataku.

Aku langsung mencari benda yang terakhir diberikan olehnya 11tahun yang lalu. Aku hanya melihat sekali waktu itu. Saat dimana dia sedang berada disampingku. Setelah itu aku menaruhnya dalam lemariku, dan tak pernah kubuka lagi sampai saat ini.

Aku sudah bosan dengan pertahanan yang kubangun untuknya. Aku selalu berharap dia datang. Tapi, sama sekali tak kudengar tentang kabarnya.

Telah lama kita tidak bertemu

Tak pernah ku dengar berita tentang mu

Apakabar kamu sayang

Apakabar kamu sayang,,,

Eh, kenapa aku malah nyenandungin lagu armada apa 'kabar kamu sayang'. Tak kurasa ternyata pipi ini sudah sedikit terasa panas. Uh, malu-maluin aja. Aku langsung membenamkan kepala ku di bantal.

Huft!! Aku mengingatmu lagi kiki, dimana kau sekarang? Sebegitu jahatkah kau dengan ku?

Aku memejamkan mata. Bayangan masa kecil dulu. Membuatku semakin merindukanmu. Saat kau datang dengan canda tawa. Aku senang sekali. Seperti aku merasakan kesenanganmu pula.

Kau selalu membagi segalanya dengan ku. Sekarang aku ingin sekali melepas rindu ini terhadapmu. Sungguh aku kangen sekali.

***
Aku terbangun setelah mendengar suara adzan memanggilku. Suara yang selalu membuatku tersenyum. Suara yang selalu mengalun sangat lembut ditelingaku, ternyata alarm dari ponselku yang telah ku pasang agar aku tak telat untuk salat.

Aku beranjak dari tempat tidur, dan mengambil air wudhu. Air itu terasa sangat dingin saat terkena wajahku. Brrr. Menggigil.

Aku kembali kekamar dan ku selesaikan salatku. Setelahnya aku akan makan lagi. Yah, aku banyak makan(jangan berpikir jika aku ini gendhut teman, berat badan ku hanya 45 dan tinggiku 155 apakah aku tampak gendhut?). Bahkan temanku menyebutku kurus. Jahatnya.

Setelahnya lagi aku akan kembali berbaring di tempat tidurku. Tidur dalam mimpi, aku hanya berharap, semoga mimpi ini tidak seburuk saat itu.

***

Dalam kegelapan kadang aku takut. Ketakutan yang tiba-tiba menyelinap masuk tanpa permisi.

Tapi, aneh karena aku juga lebih suka malam dari pada siang, aku suka hujan dari pada panas, aku suka bau hujan yang bercampur tanah. Tapi, pula kadang aku juga benci dengan kesendirian. Tapi, sampai saat ini pun aku masih dalam posisi itu.

One Your Reason ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang