OYR// 17. Sabtu Kesal

10 1 0
                                    

Dihapusnya jejak kakinya, yang ragu-ragu dijalan itu-Hujan Bulan Juni

Setelah semalaman hujan. Sekarang semua nya sudah menyapa lagi. Membangunkan seseorang dari tidur panjangnya kemarim malam. Setelah dibuat khawatir oleh seorang perempuan yang lebih tepatnya adik kelasnya.

Sekarang dia beranjak dari kasur king size nya dan menuju ke bilik yang terdapat di sisi kamarnya.

Melakukan ritualnya.
06.00. Dia sudah selesai. Selesai semuanya. Sholat, mandi, olahraga dan sebagainya.

Berbeda dengan gadis yang tadi kembali tidur lagi setelah sholat shubuh. Katanya rasanya letih sekali. Jadinya dia melanjutkan tidurnya lagi. Padahal biasanya, dia lebih memilih jogging dari pada bergulat dengan gulingnya.

Cowok yang sekarang sedang duduk di balkon rumahnya. Dan memandang langit yang pasti akan cerah hari weekend ini. Tapi pikirannya melayang kepada perempuan kecil yang kemarin sukses membuat tidurnya bermimpi dengan nya.

"Gue telpon ajalah" dia pun mengambil ponselnya dan menghubungi gadis yang masih berada dibawah selimutnya. Lama. Itu yang dia rasakan.

Gagal. Percobaan pertama operator yang menjawab. Dia coba lagi. Gagal.
Yayalah gimana mau angkat kalau orang yang di telpon pules banget tidurnya. Percobaan ketiga.
"Ini anak mati kali ya" omel nya. Tak lama kemudian diangkatnya sambungannya.

"Hem, aphaa?  gak tau orang masih ngantuk ya? Pagi-pagi telpon" suaranya khas sekali dengan orang yang baru bangun tidur.

"Pantesan, BANGUN!! PEREMPUAN JUGA, LO NGGAK SHOLAT!" suara yang nggak bisa dibilang santai. Itu masuk ke gendhang telinganya.

Dan orang yang di seberang itu baru mulai melihat siapa yang menghubunginya. Di weekend nya yang akan dia isi dengan tidur.

Squidwild. Setelah orang itu ditelpon malam kemarin dia langsung menggantin namanya. Cumi-cumi gila, itu yang ada di pikirannya saat itu.

Dan sekarang dia kaget.
"WOY,"

"apa sih? Pagi-pagi ganggu aja, gue mau tidur, hobi banget ya ganggu gue"

"Kebiasaan banget batu, stupid, bangun sekarang. Mandi. 10 menit kedepan gue ke rumah lo"

"gabut banget lo, ngapain!"
Tutttt. Suara panjang yang modelnya kayak kentut itu."ngeselin banget jadi orang, emang gue pikirin"

Dia pun kembali ke alam mimpinya yang sempet terganggu.

Dan di lain pihak lain cerita. Orang yang barusan telpon tadi sudah menancapkan gasnya ke arah rumah gadis yang di bilang bodoh tadi.

10menit.
+++

Tok tok tok. Diketuknya pintu kayu itu. Tok tok tok. Lagi. Tok tok tok. Masih sama. Tok tok tok. Sudah di ujung. Tok tok tok. Dorr!!!
"Woy stupid, kebo, lo punya kuping nggak si? Woy," brak brak brak.

Dan yang didalam rumah pun langsung menyibak selimutnya dengan kasar.

Dan yang didepan jadilah dia menjadi tontonan warga yang merasa terganggu.

"Mas, ini itu kompleks orang, bisa sopan nggak kalo nggak, mending pergi, berisik tau"

"Kalo gue nggak mau, lo bisa apa?"

"Wah songong ni anak"
Dan yang didalam rumah. Dari pada terjadi yang nggak diinginkan. Dia pun langsung keluar.

Dan menampakkan wajahnya yang kusutnya minta ampun. Muka bantal. Rambut singa. Tapi tetap keliatan cute, lebih cute mungkin dimata orang yang saat ini memandangnya. Pandangan keduanya tidak bisa dikatakan santai. Sama-sama tajam.

One Your Reason ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang