"See?" sambil merentangkan tangannya dibawah hujan, berniat untuk membuat gadis yang di teras itu ingin.
"Kalo nggak sakit, langsung dong, jangan cuman tangannya doang" karena dia akan membuat seribu satu cara agar gadis itu lebih hidup. Karena 1000 dari alasannya yang paling penting adalah, melihat gadis itu tersenyum lebar bahkan tertawa didepannya.Gadis itu pun melihat. Dan tidak suka kalau dia dikatakan sakit. Dengan seragam masih melekat indah di tubuhnya. Dia pun memberanikan maju.
Tes! Satu tetes. Tes tes! Dua tetes. Dan setelahnya banyak tetes yang membasahinya. Sudah lama dia tidak merasakan guyuran ini. Dan dia langsung menengadahkan mukanya keatas. Dan tersenyum sangat lebar. Meskipun ada sesak yang tiba-tiba datang. Bukan bukan sakit nya. Tapi rasa yang tak bisa dimengerti olehnya.
Dia rindu. Dengan hujan dia mengingat, dengan hujan dia menyimpan, tapi dengan hujan pula dia membeberkan. Entah berapa banyak salam rindu yang telah dia titipkan pada hujan. Berapa banyak doa yang dia panjatkan melalui hujan? Mungkin sudah tak terhitung.
Dia menari dibawah hujan. Menyembunyikan dada nya yang rasanya sesak. Dia tersenyum dan tertawa. Hanya dilihat senyum dan tawa yang sangat lepas itu
"And, you can see, gue bisaa, gue nggak sakit, gue menang, gue udah buktiin sama lo, dan sekarang lo nggak perlu khawatirin gue, cuman lo ngrasa punya tanggung jawab, lo tuh siapa? gue tuh udah besar, gue mandiri, lo nggak bisa mandang gue remeh, hahaha, aku seneng" ada getaran disetiap ucapannya. Seperti dia menahan kedingingan. Dia menahan sakit dan sesak yang menelusup tanpa permisi.
Dan sedikit berteriak karena suaranya sedikit teredam hujan yang semakin deras. Dan ada sedikit penekanan di kalimat kalimatnya. Yang membuktikan bahwa dia tidak selemah itu. Tapi kenyataannya?Dia menari berputar. Semuanya dia lakukan. Sesekali dia membungkuk memegangi dadanya yang sudah tidak kuat lagi. Tapi melakukan lagi. Sampai saat kakinya dan jantungnya tidak bekerja sama lagi. Dia jatuh.
Cowok itu langsung melesat mendekat ke gadis itu.
Dugg!! Lutut gadis itu bersentuhan dengan lantai cukup keras. Matanya sudah begitu sayup tapi masih tersenyum. Menampakkan deretan giginya.Tangan nya sudah memutih, dan bibinya bergetar. Cowok itupun langsung menangkup tubuh yang akan merosot ketanah. Menangkup kedalam pelukannya yang hangat.
Air matanya telah berhasil dia sembunyikan dibalik hujan. Sesak didada, sedikit ia sembunyikan. Tapi tidak dengan raut wajahnya.
"Kenapa lo batu banget? Ha?" bentaknya sedikit.
"Terima kasih kak, lo ngebuat gue hidup lagi, lo ngebuat jati diri gue kembali, gue hujan, dan gue nggak bisa lepas dari pelukan hujan, meskipun kadang hujan juga yang berkhianat, dia mematikanku saat dia datang, gue mendengar, katanya dia sudah menyampaikan, tapi, satu pesan belum juga terbalaskan, tapi sekarang gue seneng, thank you"berbicara dalam pelukan hangat itu. Tidak dapat menyembunyikan kedinginan yang saat ini dia rasakan. Meskipun tanganya enggan membalas pelukan tulus itu. Tapi sedikit dia merasakan jantung dari lawan jenisnya ini berpacu sangat hebat.
"Lo juga sakit kak? Jantung lo debarannya juga kenceng banget" tanyanya dengan suara yang sangat pelan."haha, kita sama ternyata," suaranya hilang seketika. Tapi cowok belum menyadarinya."Udah, ganti gue yang ngomong sama lo" jantung meledak. Degupannya tidak normal. Dia merasakan lagi. Dengan anak kecil yang berada di dekapannya saat ini.
Meskipun hanya berselisih sekitar satu tahun, tetap saja, gadis itu masih seperti anak anak yang perlu bimbingan.
Dia menarik napas dalam-dalam dan mulailah dia berbicara seperti orang gila kembali.
"Lo yang ngebuat gue hidup, lo yang ngeberi warna gue, lo ngubah gue, lo ngubah yang awalnya gue benci setiap hujan, dan karena lo, gue berani nerjang ujan, dan sekarang lo sendiri, gue dengan segala kekurangan gue, menyambut hujan, dan itu semua karna lo, lo syah, jadi lo harus kuat, lo nggak boleh nyerah, bukan buat gue, tapi buat diri lo dan orang yang menyayangi lo, dan lo juga berhasil ngetuk hati gue, dengan sikap lo yang seperti ini," sambil tetap berpelukan. Mereka saling mengutarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Your Reason ( On Going)
Fiksi RemajaJadi, hanya satu yang bakalan gue minta dari lo, satu dari sejuta alasan lo, yang bakal lo pakai buat yakinin gue lagi. Gimana? Ini bodohnya seorang gue, gue percaya gitu aja, Dan kalo gue aja mau nerima alasan lo, kenapa gue gak bisa nerima diri l...